Monday, October 6, 2008

BAB X PROYEKSI KEBUTUHAN

BAB 10
PROYEKSI KEBUTUHAN

10.1. PERANAN DAN ARTI MANAJEMEN
Pada dasarnya manusia adalah manajer, karena dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia selalu melakukan manajemen bagi dirinya sendiri ataupun keluarganya untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta merealisasikan tujuan-tujuan yang diinginkannya (self manajemen).

BEBERAPA MACAM SUMBER DAYA
Sumber daya (resources) yang dimanfaatkan untuk meraih tujuan yang diharapkan tersebut apabila kita klasifikasikan dapat terbagi menjadi 3 macam yaitu :

1. Sumber daya alam
Yang termasuk sumber daya alam adalah tanah dan pekarangan yang dimilikinya beserta bangunan maupun tanaman yang tumbuh berdiri di atasnya, lengkap dengan kandungan hara yang menentukan tingkat kesuburan tanah tersebut. Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat luas, sangat subur, sangat kaya akan hasil tambang dan memiliki kekayaan laut yang sangat berlimpah.

2. Sumber daya capital
Yang termasuk sumber daya capital atau sumber daya modal adalah dana atau uang yang dimilikinya, serta penghasilan yang diperolehnya. Termasuk pula sebagai sumber daya capital adalah peralatan atau mesin-mesin yang dimilikinya.

3. Sumber daya manusia (SDM)
yang termasuk dalam sumber daya manusia adalah manusia yang akanmerupakan tenaga kerja yang akan bekerja untuk merealisasikan tujuan yag ingin dicapainya. Sumber daya manusia yang banyak seperti yang terdapat di Indonesi perlu dikembangkan agar menjadi sumber daya yang efektif dan bukan malah menjadi beban pembangunan dalam meraih tujuan.

PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajeman yang dilakukan secara sederhana merupakan naluri dalam mencapai tujuan serta memenuhi kebutuhannya. Keadaan yang demikian merupakan penerapan manajemen secara naluriah. Dengan melaksanakanmanajemen secara naluriah tidak jarang akan terjadi adanya kekeliruan baik secara disengaja maupun yang tidak disengaja dan akan sering pula menjadi adanya ketidak efisienan dalam pelaksanaan manajemennya.
Agar dapat menerapkan konsep manajemen yang baik dan benar serta professional maka kita harus memenuhi prinsip-prinsip dasar serta teori manajemen. Teori manajemen yang kita pelajari merupakan landasan dasar bagi kita untuk mengembangkan model-model manajemen sehingga dari suatu teori dan prinsip-prinsip tersebut kita dapat menyusun rencana dan melaksanakan tugas – tugas manajerial secara baik dan benar serta professional.
Pengertian efektif dan efisien sering dianggap sama atau tidak dibedakan, padahal kedua pengertian tersebut dalam manajemen perlu dibedakan dan dapat dibedakan.
Kata efektif memiliki konotasi atau berkaitan dengan banyaknya hasil yang dicapai, sehingga efektif atau efektifitas dapat diartikan sebagai tingkatan atau derajat pencapaian hasil yang diharapkan. Semakin besar hasil yang diraih berarti semakin efektif. Efektif juga berarti tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara maksimal.
Pengertian efisien memiliki konotasi dengan banyaknya korban yang ditimbulkan atau ongkos yang dikeluarkan dalam pencapaian tujuan itu. Semakin besar korban yang ditimbulkan berarti semakin tidak efisien., sebaliknya semakin sedikit ongkos yang dikeluarkan dalam pencapaian tujuan tersebut berarti semakin efisien. Dengan demikian efisien merupakan derajat atau tingkata pengorbanan dari suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Efisien berarti setiap pelaksanaan suatu tugas dalam mencapai tujuan dikeluarkan ongkos atau korban yang sekecil mungkin.
Kegiatan yang dilakukan efektif belum tentu efisien, karena mungkin saja hasil yang dicapai itu cukup besar akan tetapi korban yang ditimbulkan sangat banyak. Sebaliknya efisien belum tentu efektif, karena biaya yang dikeluarkan mungkin minimal akan tetapi hasil yang dicapaipun juga sangat kecil.
Dalam kehidupan sehari-hari sangat sukar untuk dapat meraih tujuan dengan evektifitas yang maksimal dengan efisien yang maksimal pula. Hasil yang maksimal untuk dapat dicapai dengan biaya yang minimal boleh dikatakan tidak mungkin. Biasanya yang terjadi adalah mencapai hasil yang maksimal dengan tingkat ongkos yang wajar. Keadaan ini yang disebut dengan keadaan yang “Optimal”.
Dari uraian tersebut diatas dapat kita peroleh pengertian bahwa manajemen merupakan ilmu tentang upaya manusia untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secra efektif dan evisien.

10.2. FUNGSI DAN PROSES MANAJEMEN
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
Adapun fungsi-fungsi yang terkandung dalam manajemen ini cukup banyak. Berbagai ahli memiliki pembagian fungsi yang berbeda – beda. Apabila kita sebutkan secara lebih lengkap dapat meliputi berbagai fungsi sebagai berikut :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Koordinasi
4. Pengarahan (Directing)
5. Motivasi
6. Komunikasi
7. Kepemimpinan
8. Penaggungan Risiko
9. Pengambilan Keputusan (Decision Making)
10. Pengawasan / Pengendalian dan sebagainya.

PROSES MANAJEMEN
Semua fungi tersebut akan dilaksanakan secara sederhana maupun segara mendalam tergantung dari kebutuhannya. Fungsi-fungsi tersebut akan saling kait mengait dan berinteraksi dan sebagai hasil dari interaksi antara fungsi-fungsi tersebut maka akan timbul proses manajemen. Oleh karena itu maka proses manajemen sebenarnya merupakan proses interaksi antara berbagai fungsi dalam manajemen tersebut di atas.
Fungsi – fungsi tersebut diatas menunjukkan adanya suatu proses dalam manajemen dan merupakan cara peninjauan dengan melihat langkah demi langkah (step by step of doing something). Hal ini merupakan suatu langkah yang baik dan relevan untuk dilakukan terhadap setiap bentuk struktur organisasi yang ada maupun setiap jenjang dalam struktur organisasi itu. Seperti dikemukanakan oleh Harold Koontz dan Cryril O’Donnell bahwa : “dalam melakukan tugas manajerial seorang presiden, kepala departemen/mentri, Gubernur, Direktur, Kepala Bagian ataupun Kepala Keluarga, mereka semua melakukan tugas-tugas yang sama”.
Seperti telah disinggung diatas guna memudahkan dalam memahami sesuatu yang rumit ke penjabaran pemahaman yang lebih sederhana dalam proses secara keseluruhan hal ini sering disebut Model. Model manajemen yang merupakan kegiatan utama manajemen yaitu Perencanaan, Pengorganisasian, Kepemimpinan dan Pengendalian.
Perencanaan pada perinsipnya merupakan pemilihan sasaran organisasi yang kemudian dijabarkan ke dalam bentuk kerjasama dan pembagian tugas. Perencanaan pada tingkatan atas akan dibuat oleh Direktur beserta stafnya, sedangkan perncanaan pada tingkatan tengah dibuat oleh manajer menengah dan perencanaan pada tingkatan paling bawah akan diserahkan pada manajer lini pertama. Perencanaan dibuat ringkas dan padat, namun harus mencakup pengelolaan sumber daya manusia, modal dan alam yang dibutuhkan organisasi serta dengan perencganaan memungkinkan kepada setiap anggota organisasi untuk dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan tujuan yang dapat diamati dan diukur, sehingga tindakan pengendalian dapat diambil apabila tidak ada kemajuan organisasi.
Pengorganisasian pada dasarnya sebagai alat yang akan dapat merealisasikan sasaran atau tujuan organisasi yang telah dibuat oleh manajer. Alat untuk merealisasikan sasaran tersebut tentunya harus baik yaitu cocok dengan jenis usahanya. Sebagai contoh : perusahaan yang memproduksi alat-alat berat untuk perang atu untuk pertahanan keamanan Negara, tentu saja akan lain dengan perusahaan yang memproduksi minuman bagi masyarakat luas.
Kepemimpinan dilakukan oleh manajer untuk dapat mengarahkan, mengkoordinasikan dan mempengaruhi kepada bawahan untuk bekerja dengan sadar dan tanpa paksaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Fungsi ini dapat dinamakan dengan kepemimpinan, mengarahkan, memotivasi dan sebagainya.

PROSES ANALISIS DAN SISTENSIS
Dalam proses analitis kita melepas bagian-bagian atau komponen yang membentuk suatu benda misalnya setelah kita lepaskan komponen tersebut maka kita perlu mempelajari danmenganalisanya secara mendalam masing-masing komponen tersebut. Begitupula dalam hal ini manajemen dipisah-pisahkan dalam berbagai fungsi yang ada didalamnya dan kemudian masing-masing fungsi tersebut dipandang sebagai bagian yang berdiri sendiri. Cara ini pula yang kita tempuh dalam mempelajari manajemen ini.
Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari proses interaksi dari berbagai fungsi manajemen tersebut tidak terjadi dalam proses yang tergambar dalam analitis tersebut. Interaksi tersebut merupakan proses interaksi yang saling berkaitan. Semua fungsi yang berinteraksi tersebut tidaklah berdiri sendiri-sendiri terlepas antara yang satu dengan lang lainnya,melainkan merekan saling kait mengait, yang seringkali menimbulkan pertentangan atau konflik diantara fungsi tersebut.
Proses sintesi ini merupakan suatu prosesmanajemen yang harus dilakukan oleh manajer sebagai kelanjutan dari proses analisis yang telah dilakukkan terlebihdahulu. Agar dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam dari masing-masing fungsi tersebut maka kita perlu melakukan proses analisis terlebih dahulu.
Sebagai hasi dari proses sintesis itu maka kita perlu mengambil keputusan atau making decision. Keputusan harus diambil dan dalam pemgambilan keputusan ini manajer harus menggunakan model-model yang rasional agar dapat memperoleh keputusan yang lebih menyakinkan atau credible.
Adapun model-model yang dapat dikembangkan ada beberapa macam yaitu :
1. Model Pictorial atau Visual
2. Model Skematika
3. Model Matematika
4. Model Grafika
5. Model Simulasi

10.3. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
Pengertian manajemen dan kepemimpinan sering dipandang sebagai hal yang sama atau identik, meski sebenarnya terdapat perbedaan diantara keduanya. Kepemimpinan merupakan kegiatan manajerial sebagai upaya proses mengarahkan dan menanamkan pengaruh kegiatan yang berkaitan dengan tugas dari para bawahan ataupun pengikutnya. Sedangkan manajemen merupakan upaya untuk memanfaatkan segenap sumber daya yang dimilikinya baik perorangan maupun organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan cara yang efektif dan efisien.
Kepemimpinan adalah merupakan upaya guna mempengaruhi tingkahlaku bawahannya atau pengikut untuk melakukan suatu tugas sesuai yang dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Pada umumnya keberhasilan akan terletak tidak hanya pada persoalan pengelolaan manusia dengan aspeknya yang berupa cipta , rasa dan karsa yangtercermin dalam bentuk sikap dan perbuatannya.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen dan kepemimpinan dipandang sebagai satu hal yang identik, oleh karena itu penerapan kepentingan keduanya dipergunakan secara bersama-sama serta dapat saling mengisi.

10.4. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia merupakan sumber daya organisasi selain sumber daya alam dan sumber daya modal. Sumber daya manusia dikelola dengan sangat hati – hati mengingat bahwa yang menjadi sasaran atau objek pengelolaannya dalam hal ini adalah manusia. Oleh karena itu dalam mengelola sumber daya manusia berarti bahwa baik yang mengelola maupun yang dikelola adalah sama-sama manusia. Perlu diperhatikan bahwa masing-masing manusia mempunyai cipta, rasa dan karsa sendiri-sendiri.
Sikap dan perilaku kondisi tersebut hanya dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Kondisi alam yang subur misalnya seringkali membuat manusia yang menghuninya menjadi bersifat malas dan kurang rajin. Sebaliknya kondisi alam yang kurang subur membentuk manusia penghuninya menjadi rajin dan bekerja keras.
Disamping kondisi alam dan lingkungan itu, kondisi pergaulan manusia itu sendiri dengan masyarakat disekelilingngnya juga akan membentuk kebiasaan-kebiasaan tertentu dalam alam pergaulan hidup manusia. Kebiasaan yang selalu berulang-ulang akanmenjadi budaya.
Perkembangan teori manajemen dalam bidang sumber daya manusia sangat menonjol seperti yang berkembang di Jepang yang dikemukakan oleh William G. Ouchi (yang kemudian teori ini disebut teori Z) yang mengajaekan bahwa keberhasilan tujuanmanajemen sangat dipengaruhi oleh suatu upaya yang dilakukan manajer sebagai pengelola organisasi terhadap sumber daya manusia secara keseluruhan yang ada dan bekerja dioprganisasi yang dipimpinnya.

10.5. BEBERAPA PENGERTIAN DALAM MANAJEMEN
Didalam membahas masalah manajemen sering kita jumpai beberapa pengertian yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Adapun pengerrtian-pengertian tersebut antara lain :

a. Administrasi
Perusahaan dapat kita pandang sebagai suatu system kerja sama antar individu, dan kerjasama itu ada atau memang terciptakan mengingat karena individu secara pribadi sendiri tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan adanya kerjasama itu maka hasil yang dicapai akan lebih besar, lebih banyak dari pada hasil yang dicapai oleh individu secara terpisah.
Ilmu yang mempelajari bentuk dan proses kerjasama tersebut adalah ilmu Administrasi, oleh karena itu administrasi memiliki cakupan yang lebih luas dari pada ilmu ketatausahaan. Dalam hal tatausahaan hanya mencakup kegiata kearsipan seperti menyiapkan daftar persentasi,laporan pengeluaran bulanan, surat-surat masuk dan surat-surat keluar serta yang lainnya.

b. Kelompok
Pengertian kelompok merupakan sekumpulan individu – individu yang bekerjasama dalam suatu kesamaan anggotanya dari unit kerja didalam organisasi. Kelompok kerja ini terbentuk berdasarkan keputusan manajerial untuk melakukan suatu tugas yang telah dibebankan kepada unit kerjanya.
Dalam manajemn, kelompok-kelompok kerja ini akan selalu berkaitan dengan kelompok lainnya lagi dalam skup yang lebih luas, sehingga akan tercipta keefektifan kelompoknya. Perlu diperhatikan bahwa dalam suatu organisasi, mengenai terciptanya keefektifan organisasi akan bermula dari keefektifan individu, keefektifan kelompok dan kemudian keefektifan organisasi. Ketiga keefektifan akanmerupakan kaitan yang satu dengan yang lain, karena keefektifan organisasi bermula dari keefektifan kelompok, keefektifan kelompok bermula dari kefektifan individu, individu bisa efektif bila individu yang berkaitan mempunyai sikap dan motivasi individu bisa baik apabila individu itu mempunyai pengetahuan yang cukup tinggi sehingga wawasannya luas.

c. Organisasi
Demi terciptanya tujuan bersama yang telah ditetapkan oleh mereka secara efektif dan efisien maka bentuk kerjasama tersebut harus diatur ke dalam aturan yang jelas dan pasti sifatnya. Dengan aturan yang ada maka setiap anggota organisasi akanmengerti hak, wewenang, tanggung jawab serta tugas yang harus dilaksanakan.
Pengaturan serta pembagian tugas, wewenang, hak dan tanggung jawab dalam konsep manajemen disebut pengorganisasian (organizing), sedangkan bentuk pembagian tugasnya disebut organisasi. Dengan adanya pembagian tugas tersebut maka tiap-tiap bagian berarti harus menjalankan fungsinya dan memiliki tujuan sendiri dalam bagian kerjanya yang dapat menopang tercapainya tujuan organisasi secara keseluruhan.

d. Kepemimpinan
Perlu diketahui bahwa manusia yang masuk dan turut serta menjadi anggota organisasi dan ikut kerjasama dalam perusahaan akan selalu memiliki tujuan/kepentingan pribadi masing-masing. Tujuan pribadi tersebut apabila sejalan dengan tujuan perusahaan atau tujuan organisasi tentu saja tidak menjadi permasalahan, akan tetapi sering kali atau bahkan pada umumnya kepentingan individu justru bertentangan atau paling tidak, tidak sejalan dengan tujuan bersama/perusahaan/organisasi.
Agar kepentingan pribadi dapat diatur, diarahkan agar seiring dengan kepentingan bersama maka perlu dicari jalan untuk mempengaruhi bawahan,. Daya upaya untuk mempengaruhi, menambah pengaruh pada pengikut, anggota kelompok organisasi/sumber daya manusia dalam organisasi agar dapat merealisasikan tujuan yang telah ditentukan tersebut dinamakan kepemimpinan (leadership)

e. Manajemen
Dalam suatu upaya pencapaian tujuan yang lebih besar, maka perusahaan/organisasi tidak cukup dengan adanya kerjasama dari masing-masing individu saja, melainkan dipetlukan pula sumber daya yang lain yang cukup baik dan cukup memadai. Oleh sebab itu perlu diatur penggunaan/pengelolaan sumber-sumber yang ada. Ilmu yang mempelajari tentang upaya untuk memanfaatkan atau mengelola dan menggunakan seluruh sumber daya atau factor-faktor produksi seperti modal/dana serta mesin-mesin/alat perlengkapan lainnya, factor sumber daya manusia, factor sumber daya alam secara efektif dan efisien dinamakan manajemen.

10.6. KETRAMPILAN MANAJEMEN YANG DIBUTUHKAN
Secara garis besar terdapat tiga tingkatan dalam suatu organisasi baik organisasi itu kecil, menengah dan terutama organisasi yang sudah besar. Ketiga tingkatan itu adalah manajemen tingkat atas (Top Manajer), manajemen tingkat menengah (Middle Manajer) dan manajemen tingkat bawah (Low Manajer).
Seorang manajer yang pada saat ini menduduki jabatan sebagai manajer tingkat bawah atau Low Manajer akan selalu berusaha agar secepatnya dapat naik jenjang manajerialnya dan kemudian menjadi manajer tingkat menengah. Begitu pula manajer tingkat menengah akan selalu berusaha pula untuk menaiki jabatan yang lebih tinggi yaitu manajer tingkat atas (Top Manajer). Disamping itu perlu diperhatikan pula bahwa seorang Top Manajer pada sutu jabatan atau organisasi tertentu, nilai dihubungkan dengan organisasi yang lebih besar atau lebih luas, maka dia mungkin hanya dapat berada pada posisi manajer tingkat menengah atau bahkan manajer tingkat bawah.
Masing-masing tingkatan manajerial tersebut, baik tingkat atas, tengah dan bawah perlu mempunyai bekal ketrampilan yang diperlukan dalam menjalankan tugasnya masing-masing dalam posisi yang berbeda. Dalam hal ini manajer harus memiliki tiga macam ketrampilan yaitu :
1. Ketrampilan Konsepsional
2. Ketrampilan Kemanusiaan
3. Ketrampilan Teknis

10.7. CIRI-CIRI MANAJEMEN YANG PROFESIONAL
Manajer yang professional adalah manajer yang mampu untuk menciptakan atau membuat kedua belah pihak menjadi senang, bahagia serta bangga. Kesengangan, kebahagiaan dan kebanggaan haruslah diciptakan terhadap kedua belah pihak, baik pihak yang dilayani maupun pihak yang melayani yaitu manajer itu sendiri. Pihak yang dilayani yaitu para knsumen atau masyarakat yang mnggunakan produk yang ditawarkan mereka. Apabila kedua belah pihak tersebut dapat merasa senang, bahagia serta banggga maka disitulah letak profesionalisme dari seorang manajer dalam menjalankan tugasnya. Ketiga unsure tersebut merupakan ciri atau sifat utama dari seorang manajer yang professional yaitu apabila dapat menciptakan suasana sebagai berikut yaitu :
1. Senang (Puas)
2. Bhagia
3. Bangga
Ciri-ciri manajer yang tidak professional adalah yang akanmenciptakan suasana di kedua belah pihak baik pihak yang melayani maupun yang dilayani merasakan suasana yang mengecewakan, meyedihkan atau menderita dan memalukan.

BAB IX PROYEKSI KEBUTUHAN

BAB 9
PROYEKSI KEBUTUHAN

9.1. KONDISI MASA DEPAN DAN SUMBER DATA
Kebutuhan adalah merupakan sumber dari adanya potensi pasar. Seperti telah dibahas dalam bab sebelumnya bahwa kebutuhan masyarakat dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu kebutuhan privadi perorangan beserta rumahtangganya dan kebutuhan organisasi atau lembaga yang bersifat mencari keuntungan ataupun lembaga yang tidak bermotif keuntungan. Pertumbuhan kebutuhan tersebut merupakan dasar dari semua rencana kerja yang harus dilakukan oleh perusahaan agar supaya dapat tercapainya keseimbangan yang menguntungkan bagi perusahaan tersebut. Oleh karena itu maka perlu kita mengetahui perkembangan kebutuhan masyarakat, baik terhadap jenis-jenis kebutuhannya, banyaknya kebutuhan yang mungkin timbul di masa depan maupun mutu yang diinginkan masyarakat. Untuk mengetahui hal tersebut maka kita harus membuat proyeksi kebutuhan di masa depan dan proyeksi ini sering disebut dengan forecasting atau sering juga disebut Pre Planing.

SUMBER DATA UNTUK PROYEKSI
Forecast adalah merupakan ramalan atau estimasi terhadap keadaan di masa depan. Hal ini dapat berupa ramalan terhadap perubahan pemerintahan, perkembangan teknoogi maupun perkembangan duni bisnis yang dapat mempengaruhi perencanaan pemasaran. Untuk dapat mengetahui kesempatan-kesempatan (opportunities) yang terbuka serta apa yang harus diperbuat oleh perusahaan dimsa mendatang maka kita perlu megetahui keadaan di masa depan khususnya pemerintahan dan kebutuhan. Dengan dapat diperolehnya gambaran terhadap keadaan pemerintah atau kebutuhan di masa depan maka kita dapat menyusun rencana-rencana kegiatan kita dengan lebih baik dan menghindari diri dari kegiatan yang dapat menimbulkan kerugian atau kekeliruan di masa depan. Gambaran terhadap permintaan di masa depan umumnya dapat digali dari penelitian dan analisa pasar. Beberapa sumber data dapat dipergunakan dalam melakukan analisa permintaan pasar tersebut yaitu :
a. Pendapat Konsumen
Menggali data tentang pendapat konsumen ini tidak mudah, karena hal ini tidak hanya sekedar menanyakan apa yang dibutuhkan, akan tetapi perlu diperhatkan pula bahwa dalam hal ini pertanyaan haruslah memiliki berbagai syarat agar data yang diperoleh dapat dipergunakan untuk keperluan analisa selanjutnya. Syarat tersebut antara lain :
- Pertanyaan harus mudah dimegerti dan dicernakan oleh dan dengan bahasa konsumen
- Petanyaan tersebut memungkinkan gambaran yang dapat diukur secara kuantitatif

b. Pendapat Langganan (Custommer)
Langganan adalah orang yang membeli baran atau jasa yang dipasarkan oleh perusahaan. Langganan dapat berbeda dengan pemakai sebab pembeli (langganan) belum tentu pemakai (konsumen). Langganan dapat dimintai keterangan tentang keputusan pembeliannya. Dengan demikian dapat diperoleh gambaran tentang motif pembelian serta cara atau kebiasaan pembelian mereka.

c. Catatan dan Pendapat Distributor
Distributor akanmengetahui dengan lengkap dan terperinci tentang kondisi dan situasi langganan ataupun konsumen yang ada di daerahnya. Distributor yang selalu berhubungan langsung dengan konsumen ataupun langganan, oleh karena itu study terhadap distributor akan dapat memperoleh informasi tentang permintaan konsumen serta langganan. Oleh karena itu wawancara dengan para distributor, lebih-lebih para selesman akan dapat memperoleh gambaran yang baik terhadap kondisi pesaingan dan permintaan pasar. Distributor ini dapat berupa agen serta took-toko pengecer.

d. Catatan Penjualan dan Perusahaan Sendiri
Perkiraan terhadap kondisi penjualan di masa depan dapat didasarkan kepada data-data histories dari penjualan masa yang lampau. Data histories biasanya telah tersedia di dalam perusahaan dan merupakan data kuantitatif yang objektif. Pembahasan selanjutnya tengtang teknik-teknik forecasting adalah mendasarkan disri dari pada data utama tersebut yaitu data histories.

KONDISI MASA DEPAN
Perubahan masa kini baik di bidang ekonomi, social, politik serta kebudayaan sebagian besar kalau tidak seluruhnya diakibatkan oleh adanya perkembangan di bidang teknologi, karena perkembangan teknologi bersifar akseleratif dan komulatif maka sering kali imajinasi kita tidak dapat mengikutinya. Hal ini tidak mengurangi pentingnya pembuatan gambaran atau sekenario masa depan sebagai pedoman perencanaan. Masa depan ini dapat diramalkan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Dengan dasar pertumbuhan tetap, yaitu dengan menggunakan proyeksi sederhana (lineair reggresion) dari masa lampau dan masa dating tanpa mempertimbangkan adanya akibat dari perubahan yang sengaja dilakukan oleh generasi sekarang maupun generasi yang akan datang.
2. dengan mempertimbangkan adanya perubahan yang dilaksanakan oleh generasi sekarang serta generasi yang akan dating sebagai usaha mereka untuk menjawab tantangan-tantangan.
3. Denganmemperhatikan kejadian-kejadian yang mungkin timbul seperti bencana alam, epidemis, gerakan/keadaan politik seperti nasionalisasi perusahaan asing dan sebagainya. Dalam hal ini menggunakan teori kemungkinaan atau probabilitas, yang memungkinkan kita untuk meramalkan tingkat ketelitian tertentu atau probabilitas dari terjadinya lagi peristowa-peristiwa yang telah lampau. Dalam hal ini terdapat tiga macam keadaan, yaitu :
a. Ketidak pastian (uncertainty)
b. Risiko (Risk)
c. Kepastian (Certainty)




9.2. FAKTOR-FAKTOR DALAM PROYEKSI
Pada umumnya dalam melakukan proyeksi dipergunakan dasar yang pertama yaitu dengan dasar pertumbuhan tetap. Dengan menggunakan dasar pertumbuhan tetap maka peramalan dilakukan dalam bentuk regresi garis lurus (lineair reggresion) atau proyeksi sederhana dari masa lampau ke masa datang tanpa mempertimbangkan adanya akibat dari perubahan-perubahan yang sengajan dilakukan oleh masyarakat generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Dalam hal ini berate kita menggunakan regresi lineair tanpa menganggap adanya usaha-usaha manusia itu sendiri untuk mengubah keadaan tersebut, dan kita hanya mengikuti arah perkembangan yang sudah terjadi itu seperti apa adanya, menurut keadaannya itu sendiri. Dalam hal ini terdapat tiga hal yang harus diperhatikan yaitu :

a. Arah Pertumbuhan atau Arah Perkembangan
Arah pertumbuhan ini memiliki aspek perubahan-perubahan yang terjadi dalam jangka panjang. Hal ini sering kali disebut dengan “trend perkembangan”. Pengaruh ini menunjukkan perkembangan-perkembangan, baik perkembangan yang positif maupun perkembangan yang negative.

b. Pengaruh Musiman (“Seasonal Efect”)
Dengan adanya pengaruh musim maka setiap usaha akan memiliki fluktuasi musimannya sendiri-sendiri antara satu jenis usaha yang lain. Perhitungan yang dapat kita laksanakan untuk memperkirakan fluktuasi musiman tersebut “Indek Musim” atau “Seasonal Index”. Pengaruh musim akan dapat menunjukkan gejala perubahan volume penjualan karena pengaruh musim. Pengaruh musim ini akan dapat diperhitungkan ke dalam foregast kita. Perhitungan itu terlihat dalam perhitungan indeks musim. Perlu diperhatikan disini bahwa arti kata musim tidak saja berarti musim kemarau atau musim penghujan, akan tetapi dapat pula berate musim ajaran baru atau musim penerimaan mahasiswa baru. Bahkan dapat berarti pula musim turunnya anggaran pembangunan pemerintahan (DIP=Daftar Isian Proyek).

c. Pengaruh Konjungtur atau Siklis (“Cyclical Efect”)
Dalam hal ini kita berusaha untuk memperhitungkan perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari perkembangan social ekonomis jangka panjang atau siklus kehidupan ekonomi yang sering disebut dengan pengaruh konjungtur. Pengaruh ini pada umumnya akan terjadi antara lima sampai delapan tahun. Pengaruh ini merupakan gejala fluktuasi perekonomian jangka panjang yang sering disebut sebagai pengaruh konjungtur.

9.3. METODE PROYEKSI
Peramalan untuk memperoleh suatu gambaran tentang kondisi masa depan yang akan dijadikan dasar perencanaan kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai metode yaitu :
1. Metode Time Series atau Trend
Time series atau RUNTUN WAKTU adalah suatu analisa di mana kita berusaha menggambarkan pola perkembangan penjualan dari catatan penjualan pada runtun waktu yang telah lewat untuk dapat memperoleh besar kecilnya tingkat perkembangan penjualan tahunan Analisa Time Series ini sering juga disebut “Trend Regression” atau sering pula disebut “Least Square”. Data histories dapat memberikan pola penggerak atau pertumbuhan permintaan pasar dan degan pola tersebut kita berusaha memperkirakan, meramalkan, tentang bagaimana permintaan pasar di masa depan.

2. Metode Eksponensial
Kadang-kadang bertuk kurva dapat memberikan ketepatan yang tinggi terhadap ramalan yang kita lakukan debandingkan dengan garis lurus. Bentuk kurva ini berarti menggambarkan adanya pertimbangan atau pengurangan yang tidak selalu sama pada tiap tahun. Di dalam ramalan dalam bentuk garis lurus maka berate disitu terdapat pertambahan yang selalu sama pada tiap tahunnya.



3. Metode Rata-rata Sederhana (Simple Average)
Metode rata-rata sederhana ini pada dasarnya adalah untuk meramalkan adanya fluktuasi musiman dari ramalan penjualan tahunan yang telah diperhitungkan. Metode rata-rata ini berusaha mendapatkan ramalan penjualan bulanan atau mingguan atau ntriwulanan. Tentu saja apabila telah mendapatkan ramalan penjualan bulanan, maka kita dapat mengetahui pula ramalan penjualan tahunan dengan cara menjumlah ramalan bulanan tersebut selama 12 bulan atau setahun.

4. Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average)
Metode ini perhitungan rata-rata dilakukan secara bergerak ke depan untuk memperkirakan penjualan pada periode yang kemudian atau yang akan dating. Dari perhitungan moving average dapat diperhitungkan perkiraan tengahnya lagi sehingga dapat diperoleh perkiraan bulanan yang rapi yang dimulai dari awal dan akhir bulan.

5. Metode Exponential Smooting
Setiap metode forecasting yang kuantitatif memerlukan adanya penyesuaian terhadap fluktuasi permintaan. Di dalam Exponential Smooting ini kita berusaha menambahkan suatu factor yang disebut smooting constant dan diberikan symbol alpha (a). factor penambahan tersebut langsung dihubungkan dengan data penjualan dari tahun yang paling akhir.

6. Standar Error dari Peramalan
Forecast yang telah kita perhitungkan tentu saja kita akan lepas dari kemelesetan atau kesalahan dari estimasi kita. Ini perlu diperhatikan dan perlu diperhitungkan untuk melakukan judgment di dalam pengambilan keputusan yang akan kita ambil berikutnya. Tingkat kesalahan (error) terhadap estimasi dapat kita perkecil dengan mealkukan estimasi interval. Dalam estimasi-estimasi yang kita kemukakan adalah estimasi titik (point estimasi). Dalam interval estimate maka kita membuat forecast dalam bentuk interval atau satu jumlah dengan jumlah yang lain.

7. Korelasi
Korelasi merupakan perhitungan sebab akibat antara satu factor dengan factor yang lain. Misalnya saja korelasi antara pertambahan penduduk dengan kebutuhan bahan pangan, pertambahan jumlah mahasiswa dengan kebutuhan angkutan kota di jogja dan sebagainya. Denganadanya korelasi antara satu variable dengan variable yang lain akanmemungkinkan kita membuat ramalan terhadap satu variable tertentu yang belum banyak datanya dari variable yang lain ditentukan oleh suatu angka yang disebut koefisien korelasi.


BAB VIII FUNGSI PRODUKSI

BAB 8
FUNGSI PRODUKSI

Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi. Oleh karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua bagian dapat berjalan seiring dan seirama dan dapat dihindarkan benturan – benturan kepentingan antar bagian dalam perusahaan.
Tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di samping hasil produksi yang harus bagus kwalitasnya juga harus di pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas tersebut akan dapat terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu. Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi dapat dirumuskan dalam empat hal yaitu :
1. Tepat Jumlah
2. Tepat Mutu
3. Tepat Waktu
4. Tepat Ongkos/Harga
Jumlah produk yang dihasilkan haruslah direncanakan dengan baik agar tidak terlalu banyak maupun terlalu sedikit. Bila produksi terlalu banyak tentu saja akan mengakibatkan bertumpuknya hasil produksi di gudang. Hal ini akanmengakibatkan disamping barang tersebut akan mengalami kerusakan dalam penyimpanannya, maka penumpukan tersebut berarti banyak modal yang tertanam dalam barang jadi itu berhenti dan menjadi kurang efektif.
Dengan pedoman pada empat hal tersebut maka bagian produksi akan dapat mencapai sasarannya dengan baik. Keempat hal tersebut dapat dikenal dengan mudah sebagai “empat tepat”.
Adapun tugas tersebut secara garis besarnya dapat kita bagi menjadi beberapa macam yaitu :
1. Perenganaan Produk
2. Perencanaan Luas Produksi
3. Perencanaan Lokasi Pabrik
4. Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik
5. Perencanaan Bahan Baku
6. Pengaturan Tenaga Kerja
7. Pengawasan Kwalitas

8.1. PERENCANAAN PRODUK
Proses produksi akan menghasilkan produk. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang yaitu benda yang berwujud akan tetapi dapat pula berupa benda yang tak berujud yang sering disebut jasa. Barang atau benda yang berujud misalnya meja kursi, alat tulis, sepeda, sepeda motor, mobil dan sebagainya. Sedangkan produk yang berupa jasa misalnya jasa kecantikan, jasa kesehatan, jasa keuangan, jasa penanggungan risiko, jasa pendidikan dan sebagainya. Baik barang maupun jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan harus direncanakan dengan baik agar produk yang diciptakan itu nanti dapat bermutu tinggi., ongkos produksi murah, dan cocok dengan selera konsumen pemakainya. Produk yang dapat memenuhi syarat tersebut di atas akan menjadi andalan pengusaha agar mampu untuk meningkatkan perkembangan usahanya. Produk yang tidak memenuhi syarat itu justru akan menjadi beban perusahaan menjadi semakin tinggi sehingga akan menggangu pertumbuhan usahanya. Oleh karena itu maka pengusaha haruslah memikirkan mengenai MUTU PRODUK yang akan diproduksinya. Mutu suatu produk akan tergantu dari berbagai aspek terutama desainya. Dengan perencanaan terhadap desain produk yang baik maka dapat kita harapkan bahwa produk kita akan dapat diterima oleh konsumen dan dengan demikian akan dapat menopang perkembangannya. Untuk merencanakan disain atau mutu produk kita perlu mengetahui bahwa produk itu terdiri dari berbagai atribut. Misalnya produk yang berupa “KARPET” misalnya. Produk karpet terdiri dari tiga atribut utama yaitu :
- Kehalusan setuhannya
- Ketebalan bulunya
- Keserasian warnanya
Dalam merencanakan produk yang akan kita hasilkan itu maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu :
1. Atribut Produk
2. Posisi Produk
3. Siklus Kehidupan Produk
4. Partofolio Produk
Setiap produk akan selalu memiliki atribut-atribut tertentu yang terkandung di dalam produk tersebut. Sepeda motor memiliki atribut keawetan pemakainnya, penampilannya, harga jual kembalinya dan mungkin kepopulerannya. Produsen haruslah memperhatikan atribut-atribut tersebut dan dengan menyesuaikannya dengan atribut itu akan menjamin bahwa produk tersebut akan disenagi konsumen. Oleh karena itu maka perlu diteliti lebih cermat atribut-atribut tersebut. Dalam hal ini pengusaha haruslah memperhatikan bahwa atribut-atribut tersebut selalu terdiri atas dua aspek yaitu :
a. Aspek Teknis
b. Aspek Nonteknis

1. Atribut Produk
Atribut yang beraspek teknis adalah yang berkaitan dengan kemampuan teknis dari produk tersebut misalnya keawetannya sepeda motor, tidak blobornya suatu bolpoint, halusnya karpet, enak didengarnya musik tertentu, nikmatnya rasa masakan, indahnya taman rekreasi dan sebagainnya. Aspek ini yang merupakan aspek kasat mata atau dapat dilihat dengan mata, baik mata kepala, mata telinga, mata lidah maupun mata kulit kita. Aspek ini sering juga disebut sebagai tangible aspect atau aspek yang kasat mata.
Aspek yang nonteknis merupakan aspek yang tidak kasat mata atau intangible aspect. Aspek ini hanya dapat ditemukan dengan mata hati atau rasa atau feeling. Aspek ini merupakan aspek perasaan atau persepsi konsumen apabila dia menggunakan produk tersebut.

2. Posisi Produk
Posisi produk merupakan pandangan konsumen terhadap posisi dari berbagai produk yang ditawarkan oleh para bisnisman kepadanya. Ada suatu produk tertentu yang berkenan di hati para konsumen dan ada pula produk lain yang tidak atau kurang berkenan dihatinya. Ada Bank yang menyenangkannya dan adapula Bank yang menjengkelkannya karena pelayanan yang sangat lamban dan sangat tidak praktis sehingga menyulitkan nasabahnya padahal dia justru akan menyetorkan uangnya ke Bank tersebut.
Keadaan ini dapat kita analisis dengan menggunakan suatu alat analisi yang disebut “Analisa Posisi Produk” atau “Product Positionning”. Analisis ini menggambarkan atribut utama penentu pemilihan suatu produk dari para konsumen.

3. Siklus Kehidupan Produk
Setiap produk akan selalu memiliki jangkauan masa hidup yang berbeda-beda. Ada produk yang memiliki masa hidup yang panjang dan ada pula yang memiliki masa hidup yang sangat pendek. Pada umumnya produk-produk yang bersifat mode akan memiliki masa hidup yang pendek. Produk semacam ini akan sangat cepat menjadi tidak disenagi konsumen karena sudak akan digeser oleh mode yang baru.
Siklus kehidupan suatu produk itu dibagi menjadi 4 tahap atau fase. Tahap yang paling awal dimulai dari diperkenalkanya produk tersebut kepada masyarakat luas di pasar. Tahap tersebut lalu disebut sebagai Tahap Perkenalan atau Introduction Phase. Dalam tahap ini karena masih tahap perkenalan maka pertumbuhan hasil penjualan akan sangat lamban. Hal ini terlihat dari garis pertumbuhan penjualannya dalam grafik tersebut yang landai.
Tahap yang berikutnya adalah suatu tahap yang merupakan perkembangan berikutnya setelah tahap perkenalan itu berhasil maka produk itu akan mejadi sangat terkenal oleh masyarakat luas dan mereka mulai menyenangi produk tersebut. Karena produk tersebut mulai digemari oleh konsumen maka tentu saja penjualannya akan menjadi berkembang pesat. Hal ini terlihat dari gambr garis siklus menjadi menanjak dengan tajam. Tahap ini merupakan tahap atau Fase Pertumbuhan/Perkembangan atau Growth Phase.
Tahap terakhir adalah tahap dimana produk tersebut setelah mengalami kondisi jenuh itu ternyata semakin lama semakin banyak masyarakat yang justru tidak lagi menyenaginya dan kemudian lalu meninggalkannya serta tidak lagi mau menggunakan produk tersebut. Kondisi ini akan mengakibatkan turunnya volume penjualan dari produk itu. Dengan demikian maka terjadilah Tahap Penurunan atau Decline Phase.
Tahap persiapan penggantian produk baru yang akan menggantikan produk yang sudah mengalami penurunan ini sering disebut Tahap Penciptaan Produk Baru atau New Product Development (NDP).

4. Portofolio Produk
Portofolio produk merupakan keadaan dimana suatu perusahaan memiliki beberapa macam produk yang dihasilkannya dan dipasarkannya kepada masyarakat luas. Dengan demikian maka perusahaan itu memiliki sekumpulan produk yang harus bersama-sama sekaligus untuk dipikirkannya. Oleh karena itulah maka lalu dikenal sebagai pemikiran tentang sekumpulan produk atau Product Portofolio.
Perusahaan yng memiliki sekumpulan produk tersebut pada umumnya akan berada pada posisi yang berbeda pada masing-m,asing produk yang dimiliki. Salah satu produknya mungkin ada yang berada pada posisi Anak Bawang. Posisi ini merupakan produk yang mana perusahaan belum memiliki kemampuan untuk mengekploitasi secara baik serta kesempatan pasar atau opportunitynya masih rendah. Dalam kondisi ini pada umumnya merupakan produk yang belum memperoleh nama dan merupakan pendatang baru. Karena pendatang baru maka lalu dia disebut sebagai Anak Bawang atau dalam bahasa jawa “Pupuk Bawang” dan dalam bahasa asing disebut sebagai Under Dog bahkan sering disingkat Dog.
Posisi lain lagi adalah tanda Tanya. Dalam posisi ini terjadi apabila potensi pasar telah menunjukkan adanya kenaikan yang cukup tinggi, sedangkan perusahaan masih belum meningkatkan kemampuannya. Dalam kondisi macam ini maka akan menimbulkan kegelisahan atau pemikiran bagi pengusaha apakah dia akan berani menambah kemampuannya untuk mengeksploitasi kesempatan pasar yang sudah terlihat meningkat itu apa tidak. Persoalan yang timbul dalam hal ini adalah masalah investasi untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengeksploitasi potensi pasar yang sudah terlihat membaik itu. Karena masalah itu maka kondisi ini lalu dikenal sebagai posisi Tanda Tanya atau dalam bahasa asing disebut Question Mark.
Posisi berikutnya adalah posisi bintang atau star. Posisi ini merupakan posisi dimana pengusaha tersebut telah berhasil untuk mengembangkan kemampuan sehingga dapat memiliki kemampuan yang tinggi terhadap potensi pasar yang memang sudah tinggi itu.
Posisi yang terakhir yaitu “Sapi Perah” ini sering disebut juga “Cash Cow”. Pada posisi ini karena potensi pasar sudah mengalami kejenuhan dimana pertumbuhan pasarnya sudah tidak sepesat pada posisi bintang, maka para pesaing sudah tidak begitu tertarik lagi menyerangnya. Oleh karena tidak banyak lagi yang menggangunya di pasar maka dalam posisi inilah pengusaha akan menikmati keuntungan yang maksimal.

8.2. PERENCANAAN LUAS PRODUKSI
Perencanaan luas produksi merupakan masalah penentuan terhadap berapa banyak jumlah volume produksi yang harus dihasilkannya dalam periode atau tahun tertentu. Masalah ini sering disebut sebagai penentuan target produksi. Berapa target produksi untuk tahun yang akan dating merupakan persoalan yang harus di terapkan oleh manajer produksi. Dengan target itulah maka rencana ataupun program-program produksi seperti pengadaan bahan, tenaga kerja, bahan pembantu, peralatan-peralatan yang diperlukan beserta prosesnya pun akan dapat direncanakan dengan lebih cermat. Untuk keperluan itulah maka luas produksi perlu ditentukan terlebih dahulu. Untuk menentukan luas atau target produksi itu maka tentu saja akan banyak factor yang perlu diperhatikan. Factor-faktor tersebut akan mempengaruhi dan menentukan besar kecilnya target produksi kita. Adapun factor – factor penentu produksi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bahan baku yang tersedia
2. Tersedianya tenaga kerja (ahli) yang diperlukan
3. Dana yang diperlukan untuk pembiayaan
4. Besarnya potensi pasar yang terbuka
Suatu model yang dapat kita pergunakan untuk menganalisa ini adalah apa yang sering disebut sebagai analisa “Titik Pulang Pokok” atau “Titik Impas” atau “Break Even Point” yang sering disebut “BEP”. Analisa BEP ini akan menggambarkan kondisi perongkosan produksi serta hasil yang diperoleh dari produksi itu. Dalam hal ini kita harus membedakan perongkosan produksi itu menjadi ongkos tetap dan ongkos variable.
Ongkos tetap adalah ongkos yang tidak berubah besarnya meskipun volume produksi bertambah. Ongkos ini akan tetap saja besarnya meskipun volume produksi diturunkan maupun dinaikkan. Biaya jenis ini adalah biaya yang pada umumnya ditentukan atas dasar waktu atau periode.
Biaya variable adalah biaya yang besarnya selalu mengikuti dan tergantung dari besar kecilnya volume produksi. Setiap volume produksi bertambah maka biaya itu pun akan ikut bertambah pula besarnya. Sebaliknya bila kita mengurangi biaya itupun akan berkurang pula. Yang akan selalu merupakan biaya variable ini adalah biaya bahan baku. Biaya bahan baku tentu saja akan selalu mengikuti jumlah yang diproduksi. Hanya saja dalam hal ini variabilitasnya bisa berbda-beda. Ada biaya variable yang progresif, degresif serta proposional. Progresif berarti kenaikannya cepat, degresif berarti kenaikannya semakin menurun sedangkan proposional berart kenaikannya selalu sama. Biaya variable progresif akan menunjukkan garis melengkung ke atas, degresif akan lengkung ke bawah sedangkan proposional akanmerupakan garis lurus. Dalam hal ini biaya variable kita naggap proposional.




Keterangan :
V = Total Biaya Variabel
v = Biaya Variabel per unit
q = Jumlah produksi
keua biaya variable diatas akan membentuk menjadi biaya total yang harus ditanggung oleh pengusaha. Penjumlahan dari kedua ongkos itu akan menghasilkan biaya total atau “Total Cost”.
Apabila grafik Total Biaya kita gabungkan secara bersama-sama dengan grafik total hasil maka akan terlihat keadaan perongkosan serta hasil segara bersama-sama sekaligus. Dari penggabungan tersebut maka akan dapat diketahui perpotongan antar garis total ongkos dengan total hasil. Dalam titik itu karena hasil yang diperoleh hanya dapat menutup biaya-biayanya maka titik itulah yang disebut sebagai titik impas atau titik pulang pokok atau BEP.
Proses berikutnya dalam penentuan luas produksi adalah kita hubungkan dengan besarnya kapasitas mesin yang tersedia, bahan baku yang tersedia, serta permintaan yang diproyeksi untuk tahun yang diproduksi kita.
Karena BEP adalah titik potong antara Total Hasil dengan Total Biaya maka kita akan dapat mencari titik BEP tersebut dengan membuat persamaan garis dari keduanya yaitu dengan cara :
















Dari perhitungan itu maka dapat kita lihat BEP dalam unit atau volume produksi pada BEP adalah sebesar Biaya Tetap dibagi dengan selisih antara harga jual per unitnya dikurangi dengan Biaya Variabel per unitnya. Jadi apabila kita megetahui besarnya biaya tetap, biaya variable per unitnya serta harga jual per unit produknya maka kita akan dapat memperhitungkan besarnya titik impas kita.

8.3. PERENCANAAN LOKASI PABRIK
Persoalan berikutnya yang harus dipikirkan oleh manajer produksi adalah tentang dimana pabrik yang akan memproduksikan barang-barang itu harus didirikan. Persoalan ini merupakan persoalan posisi pabrik. Dalam praktek kita sering menjumpai bahwa pabrik=pabrik banyak didirikan orang diluar perkotaan seperti di daerah pinggiran kota Jakarta, Surabaya atau kota-kota lainnya. Bahkan ada pula yang didirikan jauh dari kota dan bahkan di puncak gunung atau di tengah hutan, seperti halnya perusahaan pertambangan misalnya. Persoalan lokasi pabrik ini memang sangat ditentukan oleh beberapa factor penentu utama yaitu :
1. Bahan Baku
2. Pasar
3. Lahan untuk Ekspansi
4. Pembangkit Tenaga (Power)
5. Tenaga Kerja
6. Fasilitas Transportasi
7. Dampak Lingkungan
Pada umumnya kondisi lahan di daerah pinggiran kota merupakan daerah yang paling banyak memenuhi syarat dari beberapa factor tersebut di atas. Apabila didirikan di tengah kota maka akan banyak mencemarkan lingkungan pemukiman yang berada di tengah kota tersebut. Sebaliknya apabila terlalu jauh dari kota akan mengakibatkan biaya angkutan barang jadi untuk di bawa ke pasar yaitu di kota menjadi sangat mahal, selain pembangkit tenaga ataupun permodalannya menjadi kesulitan.

8.4. PERENCANAAN LAYOUT PABRIK
Mesin-mesin dan fasilitas pabrik haruslah disusun serta diatur sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi. Pemikiran tentang penyusunan fasilitas-fasilitas pabrik seperti mesin-mesin, alat-alat kantor, alat-alat pengangkutan tempat penyimpanan barang jadi maupun bahan baku, tempat makan beserta dapurnya, rest-room bagi tenaga kerja, termasuk juga show-room merupakan persoalan tetang Layout Pabrik. Dalam hal ini tentu saja kita harus melaksanakan pembagian tempat atau “Zonning” bagi tanah atau lyang tersedia. Dengan melakukan Zonning itu dimaksudkan untuk membagi-bagi lahan yang ada ke dalam zone-zone yang akan diperuntukkan bagi masing-masing keperluan di atas.
Beberapa pertimbangan penting yang ada dalam mengatur susunan atau layout pabrik ada beberapa macam yaitu :
1. Kelancaran aliran proses produksi
2. Kebutuhan Administrasi/perkantoran
3. Kebutuhan Penjualan
4. Lalulintas pengangkutan barang serta bahan
5. Penerangan dan ventilasi
6. Bentuk pabrik dan biaya pembangunanya
7. Biaya produksi

8.5. PERENCANAAN BAHAN BAKU
Bahan baku harus direncanakan sedemikian rupa sehingga menopang tercapainya tujuan bagian produksi yaitu tepat jumlah., tepat mutu, tepat waktu dan tepat ongkos atau harganya. Pengaturan bahan baku memiliki 2 aspek utama yaitu :
1. Penyediaan
2. Penggunaan

PENYEDIAAN BAHAN
Konsekuensi biaya yang terjadi dalam pengadaan bahan itu ada dua macam yaitu :
a. Biaya Pembelian atau Pemesanan (Ordering Cost)
Biaya pembelian adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan pembeliannya atau pemesanan bahan bakunya. Jadi biaya pembelian adalah biaya untuk melakukan kegiatan pembelian. Hal ini perlu diingatkan bahwa sering kali terjadi kekeliruan pengertian bahwa biaya pembelian itu diperhitungkan sebagai biaya atau harga bahan yang kita beli pada saat kita membeli bahan itu. Hal ini tidak benar. Harga bahan yang kita beli bukan merupakan biaya pembelian akan tetapi masuk sebagai biaya bahan, sedangkan biaya pembelian adalah biaya yang harus ditanggung dari kegitan pembeliannya seperti transportasi, komunikasi, penginapan, dan pelaksanaan pembelian tersebut.
b. Biaya Penyimpanan (Carrying Cost)
Biaya penyimpanan adalah biaya yang harus ditanggung karena kita harus menyimpan bahan yang sudah dibeli dan belum dipergunakan dalam proses produksi.
Kedua biaya tersebut akan ditanggung bersama-sama oleh pengusaha. Oleh karena itu maka secara bersama akan membentuk total biaya persediaan yang merupakan jumlah dari kedua biaya tersebut.
Titik atau jumlah pembelian yang paling ekonomis yang dalam bahasa asing adalah “Economical Order Quantity” dan disingkat EOQ. Jumlah tersebut di pandang paling ekonomis karena total biaya yang ditanggungnya adalah yang tersendah.
Titik terendah dari total biaya persediaan yang menimbulkan titik EOQ tersebut akan tercapai bila biaya penyimpanan sama besarnya atau berpotongan dengan biaya pemasaran.

BAB VII FUNGSI KEUANGAN

BAB 7
FUNGSI KEUANGAN

Funsi keuangan bertujuan untuk mengatur pencarian sumber – sumber dana yang dibutuhkan bagi perusahaan dan kemudian mengatur penggunaan dari dana yang telah diperolehnya itu. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber dana intern yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri maupun sumber dana ekstern yang berasal dari luar perusahaan itu sendiri. Sumber dana intern itu sendiri adalah merupakan dana yang telah dihasilkan oleh bagian pemasaran sebagai akibat dari transaksi penjualan yang telah dilakukan dalam proses pemasaran. Sedangkan sumber dana ekstern adalah berasal dari masyarakat umum yang dalam hal ini berupa pembelian saham oleh masyarakat kepada saham-saham yang telah dikeluarkan atau diemisi oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang telah mengeluarkan sahamnya dan menjualnya kepada masyarakat umum sering disebut perusahaan yang “Go Public”. Sumber dana ekstern yang lain dapat berupa kredit dari bank atau pun kredit atau utang dari perusahaan lain baik utang dagang yang bersifat jangka pendek maupun utang obligasi serta hipotek yang berjangka waktu panjang. Dalam hal ini kredit jangka panjang ini perusahaan mengeluarkan surat pernyataan utang kepada pihak lain baik dari bank maupun orang atau perusahaan lain atas sejumlah uang tertentu untuk jangka waktu tertentu serta dengan tingkat bunga tertentu pula.
Sumber dana yang berasal dari kredit memerlukan beban financial tertentu yang berupa beban yang besar tetap pada tiap bulan atau tahun yaitu yang berupa beban bunga terhadap kreditnya itu. Dengan ditentukan besarnya bunga terhadap kreditnya maka perusahaan memiliki beban tetap sebesar persentase bunga kredit tersebut dikalikan dengan nilai nominal kreditnya. Lain halnya dengan sumber dana yang berasal dari penjualan saham. Modal saham yang dimiliki oleh perusahaan sebagai hasil emisinya itu akanmembawa konsekwensi financial yang berupa beban pembayaran deviden kepada para pemegang sahamnya itu. Oleh karena iti, pada umumnya sumber dana jangka pendek itu juga dipergunakan untuk membelanjai kebutuhan-kebutuhan yang bersifat jangka pendek pula. Selanjutnya sumber dana jangka panjang seperti utang jangka panjang, modal saham serta sumber dana intern dari laba usaha dapat digunakan untuk membelanjai kebutuhan jangka panjang.
Setelah sumber dana dapat diperoleh, maka tugas selanjutnya dari bagian keuangan adalah untuk mengatur penggunaan bagi dana yang telah diperoleh baik dari sumber intern maupun ekstern tersebut. Dana yang telah diperoleh itu dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhannya.
Penggunaan sumber dana adalah merupakan persoalan sisi debit dari neraca. Sedangkan pencarian sumber dana merupakan persoalan mengenai sisi kredit dari neraca. Sisi debet neraca adalah berupa aktiva sedangkan sisi kredit dari neraca berupa pasiva. Jadi dengan kata lain kita dapat menyebutkan bahwa aktiva adalah merupakan penggunaan dana sedangkan pasiva adalah sumber dana kita.

7.1. KEBUTUHAN FINANSIAL
Kebutuhan financial sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Kebutuhan Operasional
2. Kebutuhan Sumber Dana

KEBUTUHAN OPERASIONAL
Kebutuhan operasional merupakan kebutuhan terhadap barang – barang modal yang dipergunakan untuk menjalankan kegiatan operasional sehari – hari. Jdi secara ringkas kebutuhan operasional perusahaan terdiri dari :
a. Kebutuhan Modal Kerja
b. Kebutuhan Modal Tetap
c. Kebutuhan Nama Baik (Goodwill)

KEBUTUHAN SUMBER DANA
Dalam hal ini kita dapat mengambil atau menarik dana dari sumber dana yang berupa utang (modal asing) ataupun modal sendiri. Baik modal asing ataupun modal sendiri tersebut adalah merupakan sumber dana yang akan dipergunakan dalam membelanjai kebutuhan modal kerja tersebut.
Di tinjau dari segi alasannya maka sumber dana dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Sumber Dana Ekstern
b. Sumber Dana Intern
Kalau ditinjau dari segi pemiliknya maka dapat dikelompokkan menjadi :
a. Modal Asing
b. Modal Sendiri
Pembagian yang lain adalah atas dasar waktu yang tercakup dalam sumber dana tersebut maka dapat dibagi menjadi :
a. Sumber Dana Jangka Pendek
b. Sumber Dana Jangka Panjang
Sumber dana asing adalah sumber dana yang mana pemilik dari sumber dana tersebut adalahmerupakan pihak luar dari perusahaan itu. Sumber dana macam ini pada kongkritnya adalah berupa hutang kepada pihak luar, baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang. Sebagai contoh dari modal asing ini dapat disebut sebagai berikut :
- Utang Dagang
- Utang Obligasi
- Utang Hipotek
- Kredit dari Bank
- KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen)
- KIK (Kredit Investasi Kecil)
- KI (Kredit Investasi) dan sebagainya
Sumber dana sendiri yaitu sumber dana dimana pemilik dan itu adalah merupakan pemilik perusahaan itu sendiri. Sumber dana ini sering disebut Modal Sendiri atau Owner’s Equty, sebagai contihnya sebagai berikut :
- Modal Saham Biasa (Common Stock)
- Modal Saham Preferen (Preffered Stock)
- Modal Statuta
- Modal Sendiri
- Laba Yang Ditahan (Retained Earning)
Sumber dana ekstern adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan atau berasal dari masyarakat umum di luar perusahaan. Dalam hal ini maka modal asing maupun modal saham adalah merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan karena keduanya adalah berasal berasal dari masyarakat umum di luar perusahaan.
Sumber dana intern adalah sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Sumber tersebut muncul dari adanya hasil yang diperoleh dari jalannya usaha yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dari usaha itulah maka perusahaan akan memperoleh hasil serta laba atau profit.

7.2. LIKUIDITAS
Likuiditas adalah merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban financial yang segera harus dilunasi (yang bersifat jangka pendek).
Kewajiban financial jangka pendek yang harus segera dipenuhinya itu dapat berupa utang yang sudah akan jatuh tempo dalam jangka dekat, upah tenaga kerja, utang bahan yang dibelinya, pembayaran rekening listrik, air minum yang deperlukan dalam proses produksinya dan sebagainya. Kewajiban tersebut dapat ditutup dari alat-alat likuid yang dimiliki perusahaan. Adapun alat likuidnya yang yang paling likuid adalah uang kas.

CURRENT RATIO
Suatu ukuran likuiditas dapat dinyatakan dalam bentuk ratio atau perbandingan antara alat-alat likuid yang dimiliki utang-utangnya baik yang berupa utang pajak, utang dagang serta kewajiban financial yang lain yang segera harus dilunasi. Alat likuid tersebut adalah berupa aktiva lancer (Current Asset) sedangkan kewajiban financial berupa utang jangka pendek (Current Liabilities). Oleh karena itu likuiditas dapat dinyatakan dalam bentuk ratio antara Current Asset dengan Current Liabilitiesnya. Ratio macam ini disebut ratio likuiditas atau “CURRENT RATIO”. Dengan demikian maka ratio likuiditas dapat kita tunjukan dalam rusmus sebagai berikut :



Keterangan :
CR = Current Ratio (ratio likuiditas)
CA = Current Asset (Aktiva Lancar)
CL = Current Liability (Utang Lancar)
Aktiva lancer adalah merupakan alat likuid, jadi yang termasuk alat likuid adalah :
1. Uang Kas
2. Piutang (Account Recievable)
3. Persediaan Barang Dagangan (Inventory)
4. Surat-surat berharga yang mudah untuk diperjual belikan (Marketable Securities)
Uang kas adalah merupakan alat likuid yang paling likuid, artinya sangat mudah untuk digunakan guna membayar kewajiban financial. Kewajiban financial dapat berupa utang, bunga pinjaman, dividen, upah buruh, rekening listrik, bayar pajak dan sebagainya.

QUICK RATIO (ACID TEST RATIO)
Dalam hal quick ratio ini kita membandingkan antara alat likuid yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi yaitu uang kas dan piutang di satu pihak dengan kewajiban finansialnya. Jadi dalam hal ini kita membandingkan antara kas dan piutang dibandingkan dengan utang-utang jangka pendek. Oleh karena itu acid test ratio atau quick ratio (QR) ini dapat dinyatakan sebagai berikut :




CASH RATIO
Dalam hal cash ratio ini likuiditas diperhitungkan dengan membandingkan alat-alat likuid yang paling likuid yaitu uang kas dengan utang-utang jangka pendeknya, sehingga cash ratio (ChR) itu dapat kita nyatakan dalam bentuk sebagai berikut :




7.3. RENTABILITAS
Rentabilitas adalah merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau keuntungan dari seluruh modal yang dimiliki. Ratio ini sering juga disebut rentabilitas ekonomis yang disingkat RE. dengan demikian maka ratio rentabilitas ekonomis ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :




Disamping rentabilitas ekonomis kita juga mengenal rentabilitas modal sendiri yang sering disingkat RMS. RMS dapat dinyatakan sebagai berikut :




Laba yang menjadi bagian dari modal sendiri itu adalah bukan seluruh laba akan tetapi total laba atau laba bruto dikurangi dengan beban bunga dan pajak penghasilan. Laba sesudah dikurangi bunga dan pajak ini sering disebut laba neto atau Earning After Tax yang disingkat EAT. Dalam hal rentabilitas Ekonomis maka laba yang diperhitungkan adalah laba bruto yang merupakan laba sebelum dikurangi bunga dan pajak sehingga sering disebut Earning Before Interest and Tax yang disingkat RBIT. Bagian laba yang dihasilkan oleh modal sendiri tidak termasuk bagian laba yang dihasilkan oleh modal asing. Adapun bagian laba yang dihasilkan oleh modal asing tidak lain adalah berupa bunga atau interest.
Pajak penghasilan adalah merupakan bagia laba yang harus disetor kepada Negara cq Jawatan Pajak sebagai imbalan kepada Negara yang telah memberikan fasilitas bagi perusahaan untuk mencari keuntungan di Negara yang bersangkutan.
Rentabilitas Ekonomis sering juga disebut sebagai Earning Power, sedangkan Earning Power ini dapat ditingkatkan dengan meningkatkan factor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya Earning Power itu. Adapun factor-faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut :
1. Profit Margin
Profit Margin adalah bagian laba yang dihasilkan oleh penjualan yang dapat direalisasikan oleh perusahaan dalam periode tertentu. Perhitungan profit margin per unit adalah laba per unit dibandingkan dengan harga jual per unit produk. Oleh karena itu maka :




2. Asset Turnover atau Tingkat Perputaran Aktiva
Tingkat perputaran aktiva atau asset turnover adalah suatu angka yang menunjukan tingkat kecepatan perputaran dari aktiva tersebut didalam opersi perusahaan. Tingkat perputaran aktiva atau asset turnover (A.TO.) itu dapat kita perhitungkan sebagai berikut :





USAHA UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS EKONOMIS
a. Peningkatan Profit Margin
Peningkatan provit margin ini dapat dilaksanakan dengan beberapa cara yaitu :
1. Meningkatkan harga jual
2. Meningkatkan Efisiensi
b. Peningkatan Asset Turnover
Tingkat perputaran aktiva dapat ditingkatkan dengan berbagai cara yaitu :
1. Meningkatkan volume penjulan
2. Mengurangi aktiva atau kekayaan yang tidak efektif




LIKUIDITAS VERSUS RENTABILITAS
Apabila kita ingin menjaga likuiditas yang tinggi maka kita haruslah meyediakan alat-alat likuid terutama uang kas yang cukup besar, agar setiap saat kita bisa membayar kewajiban financial tersebut. Keadaan itu akan membawa konsekuensi bahwa kekayaan kita akan menjadi menganggur. Sedangkan pengaruh kekayaan ini akan mengakibatkan kurang efektifnya kekayaan tersebut, sehingga tingkat perputaran aktiva (asset turnover)kita akan menjadi rendah. Aseet Turnover yang rendah ini akan dapat mengakibatkan turunya rentabilitas ekonomis. Perusahaan yang mengalami keadaan semacam ini disebut perusahaan yang likuid tetapi tidak rendabel. Sebaliknya apabila kita mementingkan kepentingan rentabilitas maka hal ini berarti bahwa semua kekayaan atau aktiva yang kita miliki haruslah kita putarkan terus dan jangan sampai ada aktiva yang menganggur atau idle.

7.4. SOLVABILITAS
Solvabilitas merupakan perbandingan antara total kekayaan dengan total utang yang dimiliki perusahaan. Jadi hal ini akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mengembalikan seluruh hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan seluruh kekayaan yang ada padanya. Oleh karena itu maka untuk mengukur besar kecilnya solvabilitas dapat diukur dari ratio antar total aktiva dengan total utang :



7.5. LEVERAGE
Pengertian leverage sebenarnya cukup luas yaitu merupakan usaha untuk menggunakan sesuatu yang akan membawa konsekuensi beban tetap. Terdapat 2 macam leverage yaitu :
1. Operating Leverage
Operating leverage adalah penggunaan suatu kekayaan atau aktiva tertentu yang akanmengakibatkan beban tetap bagi perusahaan seperti mesin-mesin, gedung dan sebagainya. Dalam hal ini beban tetapnya akan berupa biaya depresiasi.

2. Financial Leverage
Financial leverage adalah peggunaan sumber dana tertentu yang akan mengakibatkan beban tetap yang berupa biaya bunga. Sumber dana ini dapat berupa utang obligasi, kredit dari bank dan sebagainya.

LEVERAGE FAGTOR
Factor leverage adalah merupakan angka (prosentase) yang menunjukan perbandingan besarnya kekayaan atau sumber dana yang mengakibatkan beban tetap dengan seluruh kekayaan atau sumber dana yang dipergunakan oleh perusahaan dalam menjalankan usahanya. Pengertian leverage ini pada umumnya selalu dikaitkan denganmasalah financial leverage dan bukan operating leverage.

7.6. KESEHATAN FINANCIAL
Kesehatan perusahaan itu dapat diukur dari beberapa ukuran seperti ratio – ratio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta aktivitasnya. Berdasarkan atas criteria atau ukuran – ukuran kesehatan finangial yang ditentukan oleh pemerintah bagi badan – badan usaha milik Negara (BUMN) yang ada di Indonesia kita dapat mengetahui sehat tidaknya suatu perusahaan tertentu.

7.7. KREDIT MODAL KERJA
Dalam pembelanjaan modal kerja kita sering mendengar istilah – istilah KMKP yaitu singkatan dari Kredit Modal Kerja Permanen. Modal kerja itu dapat dibedakan menjadi 2 macam yaituModal Kerja Variabel dan Modal Kerja Tetap atau Permanen. Istilak KMKP ini erat hubungannya dengan kedua jenis modal kerja tersebut, khususnyatentang bagaimana cara kita untuk membelanjainya apabila kita akan membelanjainya dengan sumber dana ekstern atau kredit. Sumber dana yang cocok dan yang pada umumnya dipergunakan adalah berupa kredit baik Kredit Jangka Pendek maupun Kredit Jangka Panjang.

Dalam tinjauan atas beban financial terhadap cara pembelanjaan ini kita akan berhubungan dengan beberapa konsep seperti :
1. Modal Optimum dan Optimum Modal
Modal optimum adalah merupakan jumlah modal (Modal Kerja) yang sebaliknya dibelanjai dengan Kredit Jangka Panjang. Pengertian optimum modal merupakan masalah untuk menentukan atau memperhitungkan seberapa besar jumlah modal optimum yang sebaiknya harus dibenjai dengan Kredit Jangka Panjang tersebut. Bgaimana cara menentukan modal optimum atau bagaimana cara kita memecahkan masalah optimum modal itu, hal ini menyagkut konsep berikutnya yaitu konep “Jangka Waktu Kritis” atau disingkat “Jangka Kritis”.
2. Jangka Waktu Kritis
Jangka kritis adalah jangka waktu yang menunjukan bahwa jumlah kebutuhan modal kerja yang dibutuhkan selama jangka waktu tertentu (jangka waktu kritis) apabila dipenihi dengan Kredit Jangka Panjang (tahunan) akanmemakan biaya yang sama besarnya dengan apabila kebutuhan tersebut dibelanjai dengan kredit jangka pendek (bulanan). Jangka kritis ini dapat diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut :




Keterangan :
JK = Jangka Kritis
BKJP = Bunga Kredit Jangka Panjang
BKJD = Bunga Kredit Jangka Pendek
BD = Bunga Deposito
Untuk memperhitungkan jangka kritisnya maka kita dapat menggunakan pedoman pembelanjaan sebagai berikut :
a. Jumlah kebutuhan yang memiliki jangka waktu kebutuhan lebih panjang dari pada jangka kritis harus dibelanjai dengan kredit jangka panjang, karena biayanya akan lebih murah.
b. Jumlah kebutuhan yang berjangka waktu kurang dari jangka kritis harus dibelanjai dengan kredit jangka pendek.
c. Sedangkan jumlah kebutuhan yang jangka waktu dibutuhkannya adalah sama dengan jangka kritis maka untuk itu dibelanjai dengan kredit jangka panjang ataupun kredit jangka pendek biayanya akn sama.

7.8. KRITERIA INVESTASI
Yang dimaksud criteria investasi adalah alat Bantu manajemen perusahaan untuk menilai usulan proyek investasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan investasi. Pada dasarnya criteria investasi dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
a. Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep keuntungan / income adalah Average Rate Of Return atau sering juga disebut Accounting Rate of Return.
b. Kriteria investasi yang mendasar pada konsep Cash Flow, dapat dirinci :
1. Konsep Cash Flow yang tidak memperhatikan nilai waktu terhadap uang atau factor yang tidak didiskontokan (Undiscounted cash flow) yaitumetode Payback Periode.
2. Konsep Cash Flow yang memperhatikan nilai waktu terhadap uang atau factor diskonto (discounted cash flow) antara lain adalah :
- Net Present Value (NPV)
- Profitability Index (PI)
- Internal Rate of Return (IRR)

METODE PAYBACK PERIODE
Payback Periode adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi denganmenggunakan “proceed” atau aliran kas neto (net Cash Flow). Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :









Metode payback periode ini memiliki beberapa kelemahan seperti :
1. Mengabaikan time of money
2. Lebih mementingkan pada pengembalian investasi dari pada aspek laba dalam waktu umur investasi sehungga cash flow sesudah umur payback periode tidak diperhatikan
Adapun keunggulan dari metode ini adalah metode ini sangat sederhana sehingga mudah memperhitungkannya.

METODE NET PRESENT VALUE
Metode ini memperhatikan nilai waktu dari uang, maka proceed atau cash flow maupun investasi harus didiskontokan atas dasar factor diskonto yang berlaku pada saat itu. Dalam hal ini kita mendasarkan diri pada present value of money atau nilai waktu terhadap uang, yaitu suatu pandangan bahwa nilai uang pada saat ini tidak sama dengan nilai uang dikemudian hari. Nilai uang sekarang akan dinilai lebih tinggi dari pada nilai uang dikemudia hari. Sebaliknya nilai uang pada tahun yang akan dating dikemudian hari tentu saja akan dinilai lebih redah dari nilai uang sekarang.

METODE INTERNAL RATE OF RETURN
Internal rate of return ini dapat diartikan sebagai tingkat bunga yang akan menjadi nilai sekarang dari proceed yag diharap akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari keseluruhan modal (PV of Capital Outlays) atau nilai investasinya.


BAB VI FUNGSI PEMASARAN

BAB 6
FUNGSI PEMASARAN

6.1. PENGERTIAN DAN FUNGSI PEMASARAN
Apabila seseorang ditanya tentang apa yang dimaksud pemasaran atau apa yang dimaksud memasarkan barang maka orang pada umumnya memberikan jawaban termasuk jawaban yang diberikan oleh para mahasiswa bahwa memasarkan barang adalah menjual barang atau memasang advertensi terhadap barang tersebut agar laku terjual. Jawaban ini hanya benar untuk sebagian kecil saja, sebab penjualan dan advertensi itu hanyalah merupakan sebagian kecil dari kegiatan pemasaran. Pemasaran memiliki cakupan kegiatan yang lebih luas dari itu.
Pemasaran meliputi perumusan jenis produk yang diinginkan oleh konsumen, perhitungan berapa banyak kebutuhan akan produk itu, bagaimana cara menyalurkan produk tersebut kepada konsumen, seberapa tinggi harga yang seharusnya ditetapkan terhadap produk tersebut yang cocok dengan kondisi konsumennya, bagaimana cara promosi untuk mengkomunikasikan produk tersebut kepada konsumen, serta bagaimana mengatasi kondisi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan dan sebagainya. Oleh karena itu perusahaan harus mampu untuk menjalin hubungan yang akrab antara perusahaannya dengan masyarakat yang menjadi konsumen bagi produk-produk yang dihasilkan dan dipasarkannya. Hubungan yang baik antara perusahaan dengan konsumennya akan mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Masyarakat yang menggunakan barang hasil produksi perusahaan itu akan memperoleh keuntungan dalam bentuk mendapatkan barang sebagai pemenuhan kebutuhannya dengan kualitas yang baik, sedangkan perusahaan memperoleh keuntungan dalam bentuk diperolehnya penghasilan untuk membiayai kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut. Kegiatan yang berupa menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat konsumen ilu merupakan "Proses Pemasaran". Jadi proses pemasaran merupakan kegiatan yang berupa penentuan jenis produk yang dihasilkan, jumlah yang harus dipasarkan, harga yang ditetapkannya, cara penyalurannya, bentuk promosinya dan sebagainya. Dalam proses pemasaran itu terjadi proses timbal balik di mana perusahaan menyajikan barang-barang dan jasa kepada masyarakat atau konsumen, sedangkan konsumen menyerahkan uang sebagai imbalan atas terpenuhinya kebutuhan mereka secara cepat dan memuaskan.
Perusahaan yang tidak mampu menjalin hubungan timbal balik yang menyenangkan akan membuat konsumen menjadi tidak puas dan apabila hal ini terjadi maka hubungan akan segera terputus dan perusahaan tidak akan dapat memperoleh penghasilan yang sangat diperlukannya bagi kelangsungan hidupnya. Perusahaan semacam ini tentu saja akan cepat jatuh karena akan kekurangan dana yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidupnya. Perusahaan macam ini tak ubahnya seperti seorang manusia yang kehabisan darah yang diperlukan oleh tubuhnya. Oleh karena itu maka bagian pemasaran berfungsi untuk menciptakan hubungan timbal balik yang akrab antara perusahaan dengan konsumennya. Hubungan timbal balik ini akan dapat dijalin dengan baik oleh pengusaha apabila pengusaha tersebut pandai dalam mempengaruhi konsumen untuk menyenangi dan selalu menyenangi produk yang dipasarkannya kepada masyarakat atau konsumennya itu. Perlu diketahui pula bahwa masyarakat atau konsumen yang akan dilayani dan dipengaruhi itu adalah sangat beraneka ragam, ada yang kaya dan banyak uangnya ada pula yang tidak terlalu kaya. Ada pula yang tergolong pada kalangan status sosial tinggi dan ada pula yang status sosialnya rendah. Bahkan ada yang cara hidupnya ultra modern tetapi banyak pula yang gaya hidupnya tradisional dan masih banyak Iagi ragam yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu maka pengusaha haruslah pandai-pandai memilih sasaran, pasar beserta cara yang harus dilakukannya dalam rangka upaya untuk mempengaruhi konsumen yang beraneka ragam tersebut. Bagi kalangan masyarakat konsumen tertentu tentu saja diperlukan pendekatan yang berbeda dengan golongan yang lain agar mereka dapat tertarik dan kemudian menyenangi produknya. Oleh karena itu agar berhasil, maka proses pemasaran untuk suatu sasaran pasar tertentu haruslah berbeda dengan cara pemasaran bagi sasaran pasar yang lain.
Sebagai gambaran atas keadaan tersebut dapat diikuti sebuah contoh pengusaha/produsen "raket". Sernua raket fungsinya sama yaitu pemukul bola/shutlecock. Akan tetapi kalau kita teliti lebih cermat maka daIam masyarakat akan terdapat berbagai jenis keinginan dan kebutuhan terhadap raket tersebut. Ada yang menginginkan raket dengan kualitas yang tinggi, sedang, rendah atau sangat rendah. Ada yang menginginkan raket yang agak berat, ada pula yang menginginkan agak ringan. Ada yang menyenangi raket yang berwarna hitam, ada yang menyenangi warna hijau, biru atau merah tua dan sebagainya. Masing-masing jenis kebutuhan akan raket tersebut memerlukan penentuan disain produk, penetapan harga, perkiraan jumlah kebutuhan, cara penyaluran, cara promosi dan cara menghadapi persaingan yang berbeda pula.
Adapun cara yang dapat dilakukan oleh pengusaha untuk mempengaruhi konsumen atau masyarakat agar tertarik dan menyenangi produknya dapat ditempuh dengan memberikan stimulan atau rangsangan tertentu baik stimulan yang bersifat internal maupun rangsangan yang bersifat eksternal. Stimulan internal adalah berupa kebutuhan konsumen itu sendiri, sedangkan eksternal adalah berupa kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan lewat produknya, harga jualnya, promosinya serta cara penyalurannya. Stimulan internal sering juga disebut sebagai "INNER DRIVEN" atau rangsangan yang berasal dari dalam diri konsumen itu sendiri sedangkan eksternal sering disebut "OUTER DRIVEN" atau rangsangan dari luar diri konsumen. Dengan adanya rangsangan atau stimulus tersebut maka konsumen akan terpengaruh dan apabila berhasil maka konsumen tersebut akan tertarik dan kemudian membeli produk perusahaan itu dan selanjutnya diharapkan akan selalu terjadi pembelian yang berulang-ulang karena konsumen menjadi puas akan produk yang dibelinya itu. Dari uraian tersebut maka ditinjau dari sudut pandangan para pengusaha maka proses pemasaran merupakan proses tentang bagaimana pengusaha dapat mempengaruhi konsumen agar konsumen tersebut menjadi tertarik (tahu), senang, kemudian membeli dan akhirnya puas terhadap produk yang dipasarkan.
ter£arik-7ta1iu~-sernlng:~kemud ian---r:ne~~el i_~~~~y~-l:~~_s
terhad~~~~~~~~ ~ang :dlpasar1COm1ya. p):~- ---
,/' , ....
(i' C~ ~
Ii
\\ 'l
\- $ '),'~', . ~./
\\ ',"1"":' " ..... , •.
\\ t.., .••..• ~ t\ \ .. _\ f,r~:~):~ .. /
Langkah awal yang biasanya dilakukan 0Ie~6~~('1~~isaran dalpm rangka upaya untuk menjalankan fungsinya yaitu proses pemasaran adalah melakukan "Analisa Pasar" atau "Analisa Potensi Pasar". Dalam hat ini kita berusaha untuk dapat memperhitungkan berapa besar potensi pasar yang dapat dilayani 'oleh perusahaan. Besarnya potensi pasar ini tentu saja akan berkaitan erat dengan bal'lyak sedikitnya kebutuhan masyarakat akan produk yang dihasilkan perusahaan itu. Banyak sedikitnya kebutuhan akan sangat diteQtukan oleh banyaknya orang' atau anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan tersebut. Banyaknya orang yang memiliki kebutuhan akan prod uk tersebut itulah yang merupakan basis perhitungan potensi pasar bagi perusahaan itu. Perlu dipahami di sini ten tang adanya pengertian atau definisi pasar yang sering menyesatkan para me.; lasiswa


\158 I Penganlar Bisnls
olehperusahaan lewatproduknya, harga jualnya, promosinya serta cara penyalurannya. Stimulan intema!sering juga disebut sebagai "INNER DRIVEN" atau rangsangan yang berasal dari dalam diri konsumen itu sendiri sooangkan ekstemal sering disebut "OUTER DRIVEN" atau rangsangan dari luar din konsumen. Dengan adanya rangsangan atau stiJ"11ulus tersebut maka konsumen akan terpengaruh dan apabila berhasil maka konsumen tersebut akan tertarik dan kemudian membeli produk perusahaan itu dan selanjutnya diharapkan akan selalu terjadi pembelian yang berulang-ulang karena konsumen menjadi puas akan ptoduk yang dibelinya itu. Dari uraiantersebut maka ditinjau dari sudut pandangan para pengusaha maka !!.ro~~
P~'!:~~~9..~ !!ler1!~ka_~_pr~~_~e_nta. n.~_~f!9i '?29~~ p~mgu sa ha dopa t mempengaruhi konsumen agar konsumen tersebliT-menjadl-
ter£arik-7ta1iu~-sernlng:~kemud ian---r:ne~~el i_~~~~y~-l:~~_s
terhad~~~~~~~~ ~ang :dlpasar1COm1ya. p):~- ---
,/' , ....
(i' C~ ~
Ii
\\ 'l
\- $ '),'~', . ~./
\\ ',"1"":' " ..... , •.
\\ t.., .••..• ~ t\ \ .. _\ f,r~:~):~ .. /
Langkah awal yang biasanya dilakukan 0Ie~6~~('1~~isaran dalpm rangka upaya untuk menjalankan fungsinya yaitu proses pemasaran adalah melakukan "Analisa Pasar" atau "Analisa Potensi Pasar". Dalam hat ini kita berusaha untuk dapat memperhitungkan berapa besar potensi pasar yang dapat dilayani 'oleh perusahaan. Besarnya potensi pasar ini tentu saja akan berkaitan erat dengan bal'lyak sedikitnya kebutuhan masyarakat akan produk yang dihasilkan perusahaan itu. Banyak sedikitnya kebutuhan akan sangat diteQtukan oleh banyaknya orang' atau anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan tersebut. Banyaknya orang yang memiliki kebutuhan akan prod uk tersebut itulah yang merupakan basis perhitungan potensi pasar bagi perusahaan itu. Perlu dipahami di sini ten tang adanya pengertian atau definisi pasar yang sering menyesatkan para me.; lasiswa


\158 I Penganlar Bisnls

6.2. PENGERTIAN PASAR
Langkah awal yang biasanya dilakukan 0Ie~6~~('1~~isaran dalpm rangka upaya untuk menjalankan fungsinya yaitu proses pemasaran adalah melakukan "Analisa Pasar" atau "Analisa Potensi Pasar". Dalam hat ini kita berusaha untuk dapat memperhitungkan berapa besar potensi pasar yang dapat dilayani 'oleh perusahaan. Besarnya potensi pasar ini tentu saja akan berkaitan erat dengan bal'lyak sedikitnya kebutuhan masyarakat akan produk yang dihasilkan perusahaan itu. Banyak sedikitnya kebutuhan akan sangat diteQtukan oleh banyaknya orang' atau anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan tersebut. Banyaknya orang yang memiliki kebutuhan akan prod uk tersebut itulah yang merupakan basis perhitungan potensi pasar bagi perusahaan itu. Perlu dipahami di sini ten tang adanya pengertian atau definisi pasar yang sering menyesatkan para me.; lasiswa


\158 I Penganlar Bisnls
Langkah awal yang biasanya dilakukan 0Ie~6~~('1~~isaran dalpm rangka upaya untuk menjalankan fungsinya yaitu proses pemasaran adalah melakukan "Analisa Pasar" atau "Analisa Potensi Pasar". Dalam hat ini kita berusaha untuk dapat memperhitungkan berapa besar potensi pasar yang dapat dilayani 'oleh perusahaan. Besarnya potensi pasar ini tentu saja akan berkaitan erat dengan bal'lyak sedikitnya kebutuhan masyarakat akan produk yang dihasilkan perusahaan itu. Banyak sedikitnya kebutuhan akan sangat diteQtukan oleh banyaknya orang' atau anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan tersebut. Banyaknya orang yang memiliki kebutuhan akan prod uk tersebut itulah yang merupakan basis perhitungan potensi pasar bagi perusahaan itu. Perlu dipahami di sini ten tang adanya pengertian atau definisi pasar yang sering menyesatkan para me.; lasiswa


\158 I Penganlar Bisnls
Langkah awal yang biasanya dilakukan 0Ie~6~~('1~~isaran dalpm rangka upaya untuk menjalankan fungsinya yaitu proses pemasaran adalah melakukan "Analisa Pasar" atau "Analisa Potensi Pasar". Dalam hat ini kita berusaha untuk dapat memperhitungkan berapa besar potensi pasar yang dapat dilayani 'oleh perusahaan. Besarnya potensi pasar ini tentu saja akan berkaitan erat dengan bal'lyak sedikitnya kebutuhan masyarakat akan produk yang dihasilkan perusahaan itu. Banyak sedikitnya kebutuhan akan sangat diteQtukan oleh banyaknya orang' atau anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan tersebut. Banyaknya orang yang memiliki kebutuhan akan prod uk tersebut itulah yang merupakan basis perhitungan potensi pasar bagi perusahaan itu. Perlu dipahami di sini ten tang adanya pengertian atau definisi pasar yang sering menyesatkan para me.; lasiswa


\158 I Penganlar Bisnls
Langkah awal yang biasanya dilakukan 0Ie~6~~('1~~isaran dalpm rangka upaya untuk menjalankan fungsinya yaitu proses pemasaran adalah melakukan "Analisa Pasar" atau "Analisa Potensi Pasar". Dalam hat ini kita berusaha untuk dapat memperhitungkan berapa besar potensi pasar yang dapat dilayani 'oleh perusahaan. Besarnya potensi pasar ini tentu saja akan berkaitan erat dengan bal'lyak sedikitnya kebutuhan masyarakat akan produk yang dihasilkan perusahaan itu. Banyak sedikitnya kebutuhan akan sangat diteQtukan oleh banyaknya orang' atau anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan tersebut. Banyaknya orang yang memiliki kebutuhan akan prod uk tersebut itulah yang merupakan basis perhitungan potensi pasar bagi perusahaan itu. Perlu dipahami di sini ten tang adanya pengertian atau definisi pasar yang sering menyesatkan para me.; lasiswa


\158 I Penganlar Bisnls
Langkah awal yang biasanya dilakukan 0Ie~6~~('1~~isaran dalpm rangka upaya untuk menjalankan fungsinya yaitu proses pemasaran adalah melakukan "Analisa Pasar" atau "Analisa Potensi Pasar". Dalam hat ini kita berusaha untuk dapat memperhitungkan berapa besar potensi pasar yang dapat dilayani 'oleh perusahaan. Besarnya potensi pasar ini tentu saja akan berkaitan erat dengan bal'lyak sedikitnya kebutuhan masyarakat akan produk yang dihasilkan perusahaan itu. Banyak sedikitnya kebutuhan akan sangat diteQtukan oleh banyaknya orang' atau anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan tersebut. Banyaknya orang yang memiliki kebutuhan akan prod uk tersebut itulah yang merupakan basis perhitungan potensi pasar bagi perusahaan itu. Perlu dipahami di sini ten tang adanya pengertian atau definisi pasar yang sering menyesatkan para me.; lasiswa


\158 I Penganlar Bisnls
Langkah awal yang biasanya dilakukan oleh manajer pemasaran dalam rangka upaya untuk menjalankan fungsinya yaitu proses pemasaran adalah melakukan "Analisa Pasar" atau "Analisa Potensi Pasar". Dalam hal ini kita berusaha untuk dapat memperhitungkan berapa besar potensi pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan. Besarnya potensi pasar ini tentu saja akan berkaitan erat dengan banyak sedikitnya kebutuhan masyarakat akan produk yang dihasilkan perusahaan itu. Banyak sedikitnya kebutuhan akan sangat ditentukan oleh banyaknya orang atau anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan tersebut. Banyaknya orang yang memiliki kebutuhan akan produk tersebut itulah yang merupakan basis perhitungan potensi pasar bagi perusahaan itu. Perlu dipahami disini tentang adanya pengertian atau definisi pasar yang sering menyesatkan para mahasiswa bahwa pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual. Pengertian ini merupakan pengertian pasar dalam artian umum. Pengertian macam ini tidak dapat digunakan secara operasional bagi pengusaha dalam rangka memasarkan barang dan jasa yang dipasarkannya. Hal ini disebabkan karena pengusaha harus mampu untuk mempengaruhi pasar dan bahkan kemudian haruslah mampu untuk menguasai pasar.
Dengan penguasaan pasar yang baik maka pengusaha akan mampu menjalin hubungan timbal balik yang akrab antara kedua belah pihak. Sedangkan kalau kita artikan pasar itu adalah sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual maka untuk menguasai pasar berarti pengusaha harus menguasai tempat bertemunya, pembeli dan penjual itu, yang mana hal ini tidak mungkin dilakukan oleh pengusaha tersebut. Oleh karena itu maka pasar di mata pandangan pengusaha atau pemasaran adalah berupa “orang atau kumpulan orang yang memiliki keinginan dan kebutuhan serta mempunyai kemampuan untuk membayar guna memenuhi kebutuhannya itu”. Dengan pengertian ini maka pasar pada hakikatnya adalah anggota masyarakat yang memiliki kebutuhan akan produk yang ditawarkan oleh pengusana ltu. Dengan definisi ini pula maka pengusaha dapat melakukan stimuIan tertentu agar pengusaha dapat mempengaruhi pasar dan kemudian dapat menguasainya.
Perhitungan terhadap besamya potensi pasar itu tentu saja akan ditentukan oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor tersebut adalah berupa jumlah orang yang membutuhkan barang tersebut, tingkat rata-rata penggunaan per-orang serta harga produk yang berlaku. Semakin banyak orang yang membutuhkan tentu Semakin besar potensi pasarnya, semakin banyak tingkat penggunaan per-orang juga akan semakin tinggi potensi pasarnya sedangkan semakin tinggi harga akan mempersempit potensi pasar. Ketiga faktor tersebut dapat kita rumuskan dalam persamaan sebagai berikut :
M = N.U. P
Di mana:
M = Potensi Pasar (Market)
N = Jumlah orang yang membutuhkqn.
U = Tinggi rendahnya tingkat penggunaan per orang.
P = Tingginya harga produk tersebut.

Adapun faktor-faktor tersebut terutama faktor pertama (N) dan kedua (U) akan dapat melebar dan dapat pula menyempit. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pelebaran ataupun penyempitan luas potensi pasar tersebut adalah :
- Struktur Penduduk.
- Daya Beli.
- Pola Konsumsi.
Struktur penduduk adalah merupakan komposisi periduduk yang menunjukkan berapa banyaknya penduduk dari masing-masing golongan penduduk. Misalnya saja pembagian penduduk menurut jenis kelamin sehingga dapat diketahui berapa wanita dan berapa prianya. Pembagian penduduk menurut umur dapat diketahui berapa jumlah penduduk dengan tingkat umur tertentu, sehingga dapat diketahul berapa jumlah orang dewasa, anak-anak, angkatan kerja, orang jompo, pasangan usia subur dan sebagainya. Masing-masing jenis penggolongan penduduk tersebut akan sangat menentukaIi besarna kebutuhan bagi masing-masing golongan, sehingga kita dapat memperkirakan berapa Iuas pasar untuk pakaian sekolah anak-anak SD, SMP ataupun SMA misalnya. Begitu pula kita juga dapat memperkirakan berapa banyak alat-alat kontrasepsi yang dibutuhkan masyarakat karena kita tahu berapa banyak Pasangan Usia Subur atau PUS dan sebagainya.
Daya beli masyarakat akan dapat diKetahui dari besar kecilnya atau tinggi rendahnya tingkat penghasilan masyarakat. Semakin tinggi tingkat penghasilan masyarakat tentulah akan semakin meningkatkan daya beli masyarakat itu. Apabila penghasilan masyarakat meningkat maka claya belinya juga akan meningkat. Begitu pula bagi golongan yang berpenghasilan tinggi akan memiliki daya beli atau kemampuan membeli yang Iebih besar pula. Hal ini tentu akan mempengaruhi (luas dan sempitnya potensi pasar yang ada bagi suatu produk tertentu. Dengan kemampuan membeli yang lebih tinggi akan meningkatkan tingkat penggunaan perorang. Misalnya saja orang yang berpenghasilan tinggi akan memiliki kebutuhan baju yang lebih banyak dari orang yang berpenghasilan rendah. Di samping jumlah baju yang dibelinya akan lebih banyak begitu pula jenis dan kualitas baju yang akan dibelinyapun pasti lebili banyak dan lebih baik.
Pola konsumsi merupakan komposisi pengeluaran yang biasanya dilakukan oleh masyarakat. Hal ini meliputi berapa persen penghasilan masyarakat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan, minuman clan pakaian, berapa persen untuk kebutuhan perumahan, berapa banyak untuk kebutuhan pendidikan, berapa untuk kesehatan dan begitu pula berapa yang untuk keperluan rekreasi misalnya. Pola konsumsi ini akan menentukan jenis-jenis kebutuhan masyarakat dan dengan demikian akan menentukan besar kecilnya potensi pasar bagi suatu produk tertentu.
Ketiga faktor tersebut apabila kita gambarkan clapat kita Iihat sebagai berikut:
- Pola konsumtif
- Daya beli
- Struktur dasar
Perlu disadari bahwa potensi pasar yang tergambar di atas adalah merupakan potensi pasar secara keseluruhan terhadap suatu produk tertentu. Potensi pasar ini akan menjadi perebutan bagi para pengusaha yang terjun dan bergerak serta bersaing dalam bisnis produk itu. Dengan adanya persaingan dari para pengusaha tersebut maka akan mempengaruhi bagian pasar Iangsung dapat dikuasai oleh masing-masing pengusaha. Bagi pengusaha yang lebih pandai dalam mempengaruhi konsumennya dibandingkan dengan pengusaha yang lain tentu saja akan dapat meraih bagian pasar atau "Pangsa Pasar" atau "Market Share" yang lebih banyak katimbang pengusaha lain yang kurang pandai dalam memasarkan produknya.

6.3. BENTUK – BENTUK PERSAINGAN
Dengan adanya perebutan diantara para pengusaha dalam memperebutkan pengaruhnya kepada konsumen maka akan timbulah persaingan. Semakin banyak pengusaha yang terjun dan bersaing dalam suatu produk atau bisnis tertentu akan semakin mempertinggi atau mempertajam tingkat persaingan yang terjadi. Sebaliknya semakin sedikit jumlah pengusaha yang bersaing tentu saja akan memperingan taraf persaingannya. Persaingan yang semakin tajam akan cenderung untuk lebih banyak penggunaan harga sebagai alat persaingan mereka artinya pesaing akan cenderung untuk saling menurunkan harga jual produknya guna merebut hati para konsumennya. Hal ini sering dikenal sebagai "Perang Harga". Perang harga ini yang pada umumnya tidak disenangi oleh para pengusaha karena dengan semakin menurunnya harga jual tentu saja tingkat margin keuntungannya juga akan semakin kecil. Bahkan apabila sudah terjadi perang harga yang semakin menghebat maka pengusaha banyak yang berani menjual produknya dengan harga jual di bawah harga pokok atau biaya produksinya. Dengan kata lain mereka berani merugi untuk saling memperebutkan pasar itu.
Sehubungan perebutan pasar yang berupa persaingan tersebut kita dapat membedakan beberapa bentuk persaingan yaitu:
- Persaingan Sempuma (Pure Competition).
- Persaingan Monopolistik (Monopolistic Competition).
- Persaingan Oligopoli (Oligopolistie Competition).
- Monopoli (Monopoly)
Bentuk persaingan sempurna merupakan bentuk persaingan di mana terdapat sangat banyak pengusaha yang terjun di pasar untuk melayani suatu produk tertentu dan pada umumnya pengusaha yang terjun di pasar adalah pengusaha-pengusaha keeil. Dengan sangat banyaknya pengusana yang bersaing maka seperti telah diuraikan di atas persaingan harga akan sangat tajam. Bentuk persaingan ini sangat tidak disenangi oleh para pengusaha. Kita juga harus menghindarkan diri dari bentuk persaingan macam ini. Dalam bentuk persaingan ini berarti pengusaha yang terjun di pasar tidak memilik penguasaan pasar. Pengusaha tidak dapat menanamkan pengaruhnya kepada konsumen. Pengaruh satu-satunya hanyalah harga, sehinggi terjadilah perang harga. Keadaan ini merupakan posisi persaingan yang paling buruk yang dialami oleh pengusaha. Pengusaha haruslah berusaha untuk memperbaiki posisi persaingan menjadi bentuk persaingan yang lain yang lebih baik. Posisi persaingan berikutnya adalah yang lebih baik.
Bentuk persaingan Monopolistik merupakan bentuk di mana pengusaha yang terjun dalam kancah persaingan tidak terlalu banyak sehingga daIam haI ini pengusaha dapat menanamkan pengaruhnya kepada konsumen. Pengusaha dapat mempengaruhi konsumen dengan alat-alat pemasarannya (Marketing Mix) yang lain dan tidak hanya semata-mata dengan harga saja. MisaInya saja pengusaha dapat menggunakan alat berupa Merek dagangnya, bungkusnya yang menarik, kualitas atau tingkat kehalusan produknya, promosinya ataupun cara penyaluran dan pelayanannya. Penggunaan alat non harga dalam persaingan disebut "Nonprice Competition", sedangkan penggunaan harga sebagai alat persaingan disebut "Price Competition". Dengan demikian dalam bentuk persaingan yang lebih baik ini maka penggunaan harga sebagai alat persaingan menjadi kurang dominan.
Bentuk persaingan yang selanjutnya merupakan posisi persaingan yang lebih tinggi lagi bagi pengusaha yang mampu untuk meraihnya yaitu Persaingan OIigopoli. Dalam persaingan ini hanya ada sedikit saja jumIah pengusaha yang bergerak di pasar dan pada umumnya merupakan perusahaan besar. Dalam kondisi ini penggunaan harga sebagai alat Persaingan sangat minim atau marginal. Persaingan akan berlangsung terutama dengan menggunakan alat-alat non harga seperti kualitas produk, bentuk bungkus merek dagang, promosi serta distribusi yang lebih memuaskan para konsumennya.
Bentuk persaingan yang terakhir adalah bentuk persaingan Monopoli. Dalam hal ini hanya ada satu pengusaha yang merupakan satu-satunya perusahaan yang melayani kebutuhan seluruh masyarakat dan karena hanya ada satu maka tentu saja akan merupakan perusahaan yang sangat besar atau raksasa. Sebagai misal di Indonesia adalah Perusahaan Listrik Negara atau PLN, Perum Telkom, Perumka, Pertamina dan sebagainya. Bentuk persaingan ini bagi usaha swasta tidak diperkenankan di Indonesia.

6.4. JENIS - JENIS PASAR
Seperti telah diuraikan di muka bahwa pengusaha yang akan memasarkan produknya berusaha untuk melayani kebutuhan masyarakat dan harus terjadi hubungan baik antara keduanya. Pengusaha harus memanfaatkan segala sumber daya yang ada baik material, mesin-mesin, tenaga kerja maupun keuangan untuk dapat melayani masyarakat yang menjadi pasar bagi usahanya. Hubungan timbal balik tersebut berupa pengusaha menyajikan produk yang dapat digunakan oleh masyarakat atau konsumen untuk memenuhi kebutuhannya, sedangkan konsumen membayarkan uangnya atas produk yang dibelinya. Masyarakat yang merupakan pasar bagi pengusaha tersebut dapat kita bedakan menjadi beberapa macam jenis, dimana dalam hal ini pasar dapat dibedakan menjadi 4 macam jenis yaitu:
- Pasar Barang Konsumen (Konsumsi).
- Pasar Barang Industrial (Industri).
- Pasar Pemerintah.
- Pasar Internasional.

PENGERTIAN LAIN DARI PEMASARAN
Pemasaran adaIah suatu fungsi perusahaan yang selalu berusaha menjawab tantangan perubahan Iingkungan. Definisi ini tampak sangat berbeda dengan definisi-definisi yang lain, yang dikemukakan dalam Iiteratur pemasaran. DaIam textbook pada umumnya pemasaran didefinisikan sebagai semua kegiatan yang menyangkut perencanaan dan pengendaIian terhadap aliran barang dari produsen ke konsumen. Terdapat pula definisi yang lain yang mendefinisikan pemasaran sebagai semua kegiatan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan kemudian memperoleh keuntungan dari kepuasan konsumen tersebut. Definisi yang disebutkan paling awal tersebut dimaksudkan untuk menitikberatkan perhatian pada hubungan antara bagian pemasaran dengan bagian lain dalam perusahaan, khususnya dalam hubungan dalam kaitannya dengan perumusan strategi perusahaan (Corporate Strategy/Corporate Plan). Untuk keperluan tersebut maka kita harus melihat hubungan antara perusahaan dengan Iingkungannya, baik Iingkungan usaha, sosial, perundang-undangan, politik dan sebagainya.
Perusahaan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dalam lingkungannya akan mengalami kesulitan dan mungkin akan jatuh pailit. Sebaliknya apabila perusahaan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya maka dia akan memperoleh kemajuan usaha dan berkembang.
Usaha untuk selalu dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan adalah Corporate Plan (Corporate Strategy). Oleh karena itu kita harus melihat adanya perubahan-perubahan tersebut dan mengatur kemampuan kita untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut dan kemudian menyusun rencana untuk menyesuaikannya. Proses penyesuaian diri dengan lingkungannya tersebut haruslah diikuti oleh semua bagian yang ada dalam perusahaan baik bagian produksi, keuangan, personalia maupun administrasi.
Di pihak lain ada yang mendefinisikan pemasaran sebagai suatu kegiatan yang mendapatkan dan menjembatani penyaluran dan peningkatan taraf hidup. Definisi ini terlalu luas, disini termasuk usaha bagaimana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengarahkan taraf hidup pada taraf hidup yang lebih baik.
Perbedaan utama antara definisi yang pertama yang terlalu sempit dan yang kedua yang terlampau luas adalah terletak pada titik berat pandangannya. Definisi yang pertama menitikberatkan pada pandangan mikro, sedangkan yang kedua berpandangan makro. Titik berat pandangan mikro adalah pada kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau suatu organisasi, sedangkan perumusan makro bertitik berat pada pengaturan masyarakat
Pertanyaannya adalah jawaban mana yang benar ? Jawabannya adalah bahwa pemasaran mengandung kedua-duanya, sebab pada kenyataannya memang pemasaran meliputi kedua aspek tersebut, baik aspek makro maupun aspek mikro. Hal ini dapat dipahami dengan melihat bahwa suatu perusahaan haruslah membuat barang yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, dan tidak hanya asal membuat barang. Begitu pula halnya sebuah Bank, Kursus Stir Mobil, Salon Kecantikan, Rumah Sakit dah sebagainya. Mereka harus mengatur produksinya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen baik terhadap harganya, penyalurannya, cara promosi serta mengatasi persaingan yang dihadapinya, ini adalah tujuan mikro. Lebih jauh dari itu di masyarakat terdapat berbagai macam kebutuhan yang harus dipenuhi oleh para pengusaha, pimpinan organisasi kemasyarakatan dan bahkan pemerintah. Masyarakat membutuhkan suatu sistem pemasaran yang mengatur kegiatan penyaluran kebutuhan tersebut yang dilakukan oleh para produsen dan perantara agar kegiatan penyaluran kebutuhan tersebut dapat berjalan secara efisien dan efektif. Tinjauan ini menunjukkan aspek sosial kemasyarakatan atau aspek makro.


6.5. MANAJEMEN PEMASARAN
Setelah mengetahui tentang perkembangan konsep pemasaran, maka kita dapat mengetahui bahwa perumusan konsep pemasaran memberikan arah pedoman dasar bagi kegiatan seluruh perusahaan. Sekarang kita melihat lebih lanjut tentang bagaimana manajer pemasaran membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya, ini adalah tugas dari manajer pemasaran. Adapun tugas-tugas manajer pemasaran adalah:
1. Perencanaan terhadap kegiatan pemasaran.
2. Menggiatkan pelaksanaan kegiatan pemasaran.
3. Pengendalian kegiatan pemasaran.

STRATEGI PERUSAHAAN (PEMASARAN STRATEGIS DAN STRATEGI PEMASARAN)
Judul tersebut di atas sengaja diutarakan demikian untuk memancing pemikiran pak dosen Erfan Rusdi, SKom agar menjelaskan perbedaan isinya dan perbedaan implikasinya di dalam praktek kehidupan baik dalam bidang pemasaran maupun dalam kehidupan sebari-hari, dalam hal ini kita sebenarnya berhubungan kata strategi dengan kata operasional.
Pemasaran Strategis mengacu pada faktor strategis sedangkan strategi pemasaran mengacu pada faktor operasional atau pelaksanaan kegiatan pemasaran seperti penentuan harga, pembungkusan, pemberian merek, penentuan saluran distribusi, pemasangan iklan dan sebagainya. Kegiatan pemasaran itu sering dikenal dengan sebutan Marketing Mix yang juga dikenal dengan singkatan 4P sebagai singkatan dati Product, Price, Place dan Promotion. Perbedaan antara kata strategi dan operasional dapat dijelaskan dengan baik dengan mengikuti ungkapan kalimat sebagai berikut :
a. Anda telah melakukan tindakan yang benar (You did the right thing).
b. Anda telah melakukan tindakan itu dengan benar (You did the thing right).
Kalimat yang pertama mengandung arti strategis sedangkan kalimat kedua mengandung arti operasional. Hal itu dapat diperjelas lagi dengan mengikuti contoh sebagai berikut misalnya seorang sopir dari sebuah perusahaan yang mencuci mobil majikannya dengan bagus sekali sehingga mobil menjadi bersih, mengkilap, tanpa ada bekas goresan sedikit pun pada cat mobil tersebut. Apabi!a pekerjaan tersebut dilakukan pada saat perusahan sedang sibuk dan banyak pekerjaan yang harus ditangani dan majikannya ternyata kemudian membutuhkan mobil untuk dipakainya, akan tetapi beliau menjadi sangat kecewa karena mobilnya sedang dicuci, maka dalam hal itu sopir tersebut telah melakukan pekerjaan yang tidak strategis meskipun pekerjaan itu telah dilakukannya dengan cara benar.

Keadaan tersebut dapat merupakan pekerjaan yang strafegis apabila sopir tersebut mengerjakannya dengan mempertimbangkan terlebih dahulu keadaan perusahaan. Apabila ternyata perusahaan sedang tidak sibuk maka sopir itu telah melakukan pekerjaan secara strategis karena keadaan yang sepi itu menunjukkan kemungkinan yang kecil bahwa mabil itu akan dibutuhkan. Oleh karena itu maka kita haruslah mempertimbangkan kedua hal tersebut di atas yaitu Pertama, memilih tindakan yang benar (pemasaran Strategis) dan kemudian berusaha melakukan yang telah kita pilih (strategis) tadi dengan cara yang benar (strategi pemasarannya). Tindakan yang akan kita lakukan haruslah kita analisa seningga kita dapat melakukan tindakan yang benar (strategis).
Tindakan yang tidak direncanakan dengan baik akan berakibat tindakan tersebut tidak strategis (benar) atau dengan kata lain salah. Tindakan yang telah dipilih tersebut selanjutnya haruslah pula kita rencanakan lebih lanjut agar tindakan yang strategis itu dapat kita lakukan dengan benar. Perencanaan pada tahap ini disebut perencanaan operasional sedangkan pada tahap sebelumnya disebut "Perencanaan Strategis”.
lsi tulisan ini berusaha untuk mencoba menguraikan apa serta bagaimana proses perencanaan tersebut harus dilakukan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan yang diharapkan, baik berupa laba, atau bukan laba misalnya Rumah Sakit, Lembaga Pemerintahan, Lembaga Sosial, Lembaga Kebudayaan dan sebagainya. Tulisan ini terutama menguraikan strategi dan perencanaan operasional bagi organisasi yang berorientasi keuntungan finansial (laba), akan tetapi konsep-konsepnya dapat juga diserap dan diterapkan bagi organisasi yang tidak bermotif mencari keuntungan seperti yang telah disebutkan di atas. Untuk keperluan tersebut maka contoh-contoh diusahakan akan bervariasi baik perusahaan yang bermotif mencari keuntungan maupun yang tidak bermotif mencari keuntungan. Suatu Partai Politik misalnya, sebenarnya dapat ditinjau pula sebagai organisasi yang menjual produk/jasa. Jasa yang dijualnya adalah konsep atau program partai dari Partai Politik tersebut. Bagaimana konsep Partai sebagai suatu produk itu dapat diterima oleh masyarakat yang belum memakainya, bagaimana memelihara agar pemakai (penganut) program Partai tersebut dapat memperoleh kepuasan batinnya dan tidak pindah kepada produk lain (Partai lain) dan sebagainya, adalah tidak berbeda prinsipnya dengan konsep-konsep pemasaran yang berusaha memasarkan produk kepada masyarakat, tentu saja dengan motif yang lain yaitu motif memperoleh keuntungan finansial dari transaksi pembelian produk dan kepuasan pemakainya.
Apalagi dengan perkembangan konsep pemasaran yang pada saat ini berlangsung yang tidak lagi berpijak pada konsep menjual barang (konsep penjualan) tetapi berkembang menjadi konsep membuat kepuasan konsumen. Dalam konsep penjualan, keuntungan diperoleh dengan terjadinya transaksi penjualan. Dengan terjadinya transaksi penjualan itu maka perusahaan akan memperoleh keuntungan. Konsep ini telah menyesatkan karena usaha pemasaran hanyalah menciptakan terjadinya transaksi penjualan, tidak melihat apakah pembeli memperoleh kepuasan atau tidak dari barang yang dibelinya tersebut.
Konsep pemasaran yang berorientasi pada pasar berawal dan sekaligus berakhir pada pasar atau konsumen atau pemakai atau pembeli yaitu kepuasan mereka dari adanya transaksi pembelian atau pemilikan barang tersebut. Apabila pemakai tidak puas maka mereka akan bereaksi, mulai dari reaksi yang pasif dan tidak berbahaya bagi perusahaan sampai dengan reaksi yang berbahaya bagi perusahaan. Reaksi pasif misalnya mereka diam saja dan tidak lagi membeli barang tersebut di kemudian hari dan kemudian dia akan pindah atau membeli produk/barang dari perusahaan lain (pesaing). Reaksi aktif misalnya mereka tidak diam melainkan lalu menceritakan ketidakpuasannya tersebut kepada tetangga, teman bermain, teman sekolah, teman sekerja dan bahkan mungkin pada teman naik bis/kereta api dalam perjalanannya ke tempat kerja rnisalnya. Lebih dari itu ada pula reaksi yang bersifat agresif yaitu, mereka menuntut ganti rugi atas ketidakpuasan tersebut di atas. Tugas Manajer (Manajer Pemasaran) adalah membuat rencana baru yang strategis maupun yang operasional agar terjadi keadaan : "kita melakukan tindakan yang benar dan tindakan yang benar tersebut kita lakukan pula, dengan cara yang benar pula". lnilah yang dimaksudkan dengan pemasaran strategis dan strategi pemasaran. Kita haruslah memilih dan merencanakan kegiatan/tindakan pemasaran itu sehingga tindakan tersebut adalah tindakan yang benar (strategis) dan kemudian kita membuat perencanaan lebih lanjut untuk menjabarkan perencanaan strategis tersebut ke dalam perencanaan operasional sehingga tindakan kita dapat berjalan dengan cara yang benar beserta strategi pemasaran yang benar pula. Usaha itu tidak lain adalah ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen dan bukan hanya sekedar menjual barang kepada konsumen.

PASAR DAN ORlENTASI PASAR
Pengusaha harus mengenal pasarnya dengan baik agar dapat memenuhi/melayaninya dan menguasainya. Pengusaha yang tidak mengenal pasarnya dapat diumpamakan sebuah kapal di tengah samudera tanpa kompas dan tidak dapat melihat bintang di langit yang sedang tertutup awan mendung. Dia akan berlayar tanpa arah dan akan terbawa kemana angin bertiup sehingga kalau toh dia sampai di tempat yang di tuju itu hanyalah secara kebetulan saja. Dengan mengenal pasar kita akan tahu kemana kita harus menuju sehingga apabila memang arah angin sesuai dengan tujuan maka kita dapat memacu kecepatan, sedangkan bila tidak sesuai maka kita harus mampu merubah jalannya kapal meskipun harus tidak searah dengan arah angin.
Pasar ditinjau dari segi pengusaha adalah sekumpulan orang yang memiliki kebutuhan yang serupa dan bersedia untuk membayar guna memenuhi kebutuhan mereka itu. Pengusaha yang berorientasi pasar selalu meninjau kegiatannya atas dasar kebutuhan pasar yang dihadapinya. Sedangkan pengusaha yang berorientasikan produksi mendasarkan diri pada barang yang dihasilkannya.

6.6. POTENSI PASAR / KESEMPATAN PASAR
Mendapatkan target pasar yang menarik merupakan bagian utama dari Pemasaran Startegis. Pada umumnya kita tidak perlu harus melayani kebutuhan semua orang. Agar berhasil justru kita dapat menitikberatkan pada sebagian dari konsumen yang cukup luas dimana mereka itu bersedia untuk membayar atas pelayanan atau pemenuhan kebutuhan mereka tersebut. Tidak semua orang bersedia membayar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Inilah yang disebut Target Marketing dan hal ini dapat kita lakukan dengan Segmentasi Pasar, kemudian kita pilih segmen pasar tertentu yang kita jadikan sebagai sasaran atau Target. Sasaran pasar yang cukup menarik akan merupakan kesempatan pasar atau Market Opportunity. Kesempatan pasar dari suatu perusahaan merupakan sasaran yang dapat dijangkau oleh faktor-faktor atau samna yang dimiliki oleh perusahaan. Sasaran yang di luar jangkauan sarana produksinya bukanlah merupakan kesempatan pasar baginya. Pada umumnya kesempatan pasar yang cukup menarik berada di sekitar pasar yang sudah dikuasai oleh perusahaan yang masih berada dalam jangkauan kekuatan dan kelemahan perusahaan itu.
1. Penguasaan Pasar
Dengan melihat gambar tersebut kita dapat memikirkan cara untuk menemukan kesempatan pasar atau potensi pasar. Keempat bidang dalam gambar tersebut rnerupakan kesempatan yang dapat dilakukan oleh penlsahaan. Bidang yang paling dekat dengan keadaan perusahaan pada saat ini adalah pada bidang Nomor 1. Bidang ini adalah bidang yang kita alami pada saat ini, yaitu kita berada pada posisi pasar yang saat ini kita hadapi (lama) dengan produk yang kita tawarkan pada saat ini (lama) pula. Kesempatan yang terbuka pada bidang ini adalah melakukan penguasaan pasar agar penjualan kita dapat bertambah, biasanya dilaksanakan dengan cara mengadakan kombinasi/bauran pemasaran (Marketing Mix) yang lebih agresif. Sasaran yang harus dicapai dalam hal ini adalah :
- Manaikkan tingkat penggunaan barahg agar konsumen membeli lebih banyak.
- Menarik langganan dari pesaing kita.
- Menarik orang yang belum memakai barang tersebut

Sebagai contoh cara tersebut adaIah :
Harga obral.
- Re dekorasi toko yang lebih menarik.
- Advertensi baru yang lebih menarik.
- Potongan harga.
- Pelayanan yang lebih menarik.
Para pengusaha pada umumnya hanya terpaku pada bidang yang pertama ini saja. Tidak atau jarang yang berusaha untuk melihat kesempatan yang lebih jauh yaitu pada ketiga bidang yang lain. Hal ini dapat dimengerti karena di situlah yang paling dikuasainya, akan tetapi agar lebih berhasil kita harus memikirkan kesempatan lain yang lebih luas dan tentu saja lebih sukar. Akan tetapi pengusaha adalah penanggung risiko. Dalam hal ini perlu dihayati bahwa risiko yang lebih besar biasanya akan mendatangkan keuntungan yang lebih besar pula.
2. Pengembangan Pasar
Dalam hal ini kita berusaha untuk menaikkan penjualan dengan menjual produk lama ke pasar yang baru. lni bisa dicapai mungkin hanya dengan memasang advertensi pada media lain yang dapat menjangkau pasar baru tersebut : Mungkin juga harus dengan tambahan saluran distribusi untuk daerah baru, misalnya ayam goreng “AA” membuka cabang baru di Kota lain atau di dekat Kampus, dekat Rumah Sakit, di Pusat Kota dan sebagainya.

3. Pengembangan Produk
Kita dapat menawarkan produk baru atau modifikasi dari produk lama kepada pasar lama. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen atau pasar dan harus melihat perubahan apa yang harus dilakukan terhadap produknya. Hal ini bisa meliputi bentuknya, kualitasnya, jenisnya atau tipe baru dari padanya, sehingga dapat memberikan kepuasan yang lebih besar bagi konsumennya. Misalnya Toko "AA" memberikan ruang untuk permainan anak-anak agar lebih menarik para pengunjungnya.
4. Pengembangan usaha (produk dan pasar)
Kesempatan yang Paling sukar untuk ditempuh adalah menghasilkan produk baru untuk dijual ke pasar yang baru pula. Dalam hal ini baik produk maupun pasar yang dilayani adalah baru maka tentu saja hal ini akan membawa konsekuensi yang jauh lebih sukar karena kita tidak atau belum tahu akan sifat-sifat pasar yang baru tersebut maupun kita juga belum tahu akan kekuatan dan kelemahan dari produk kita yang juga masih baru.
Cara lain yang dapat ditempuh untuk mengetahui adanya potensi pasar adalah :
a. Mempersempit dimensi pasar dengan cara segmentasi pasar. Dengan melakukan segmentasi pasar maka kita dapat melihat adanya jenis kebutuhan yang lain dari konsumen (segment pasar) yang belum terpenuhi. Kebutuhan yang belum terpenuhi ini merupakan potensi pasar yang terbuka. Contohnya kebutuhan beras bagi golongan konsumen yang memerlukan status sosial.
b. Memperluas dimensi pasar dengan cara melihat pasar kebutuhan pangkal (Generic Market atau generic need). Dengan melihat generic market maka kita clapat melihat adanya kesempatan pasar.
c. Melihat adanya Iobang pasar (kebocoran pasar, market leakage). Kebocoran pasar adalah pasar yang seharusnya dapat dilayani akan tetapi pada saat ini belum terlayani.

6.7. SASARAN PASAR
Pasar pada umumnya mencakup medan yang luas, misalnya saja semua orang membutuhkan beras, semua orang membutuhkan pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, alat dapur, alat tulis dan sebagainya. Tinjauan pasar semacam ini masih terlalu luas bagi seorang pengusaha dan menjadi tidak berarti bagi perencanaan pemasarannya. Agar dapat lebih berarti maka pasar haruslah diartikan lebih sempit lagi sehingga dapat dilihat adanya sasaran pasar (target market).
Manajer yang berorientasi pada pasar harus dapat menyebutkan siapa sasaran pasarnya yaitu kelompok orang yang mana, bukan semua orang. Sasaran pasar mengacu pada sekelompok orang tertentu yang memiliki sifat-sifat serupa. Dengan kemiripan sifat-sifat mereka itu maka pengusaha akan dapat mengenal kesamaan kebutuhan, keinginan, sikap, tingkah laku, gaya hidup, kelompok sosial serta kebudayaan mereka. Di dalam masyarakat akan terdapat kelompok-kelompok yang memiliki sifat-sifat yang identik dari kelompoknya itu yang berbeda dengan keIompok yang lain. Tiap kelompok memiliki sifat yang berbeda dengan kelompok yang lain. MisaInya Orang tua dengan Orang muda, Remaja modern dengan remaja tradisional, Kelompok sosial dengan bawah/menengah, pedagang dengan pegawai negeri.
Dengan mengenal persamaan faktor-faktor tersebut di atas pengusaha dapat melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan faktor-faktor yang dimiliki oleh sasaran pasar tersebut, sehingga dapat mendorong mereka untuk membeli produk rnereka saja. Tanpa mengenal faktor-faktor tersebut di atas maka tindakan yang kita lakukan tidak menjamin timbulnya dorongan bagi konsumen untuk membeli produk kita. Faktor-faktor tersebut adalah faktor penentu pembelian. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi :
1. Faktor pribadi (intern).
2. Faktor kelompok.
3. Faktor lingkungan sosial.
4. Faktor lingkungan budaya.
Mengapa seseorang membeli barang tersebut, hal itu karena pengaruh faktor intern (pribadi) serta ekstern (lingkungan), baik lingkungan kecil yaitu teman, keluarga, kelompok, maupun lingkungan yang lebih luas yaitu lingkungan sosial masyarakat serta budaya. Sebagai contoh si Ivan rnembeli beras Rojolele atau Cianjur, sedangkan yang lain membeli jenis IR 26, yang lain Iagi mernbeli beras Jatah. Mengapa si Ivan rnembeli beras Rojolele atau Cianjur? Tindakannya itu dipengaruhi oleh semua faktor tersebut di atas mulai dari faktor pribadi, keluarga, teman kantor, teman bermain olah raganya, kelompok sosial maupun budayanya. Cobalah pula membayangkan contoh lain dalam pembelian arloji atau pakaian, atau jasa salon kecantikan, misalnya, semua tindakan pembelian terhadap produk tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor penentu pembelian itu.
Faktor-faktor itu, akan menjawab pertanyaan mengapa seseorang membeli arloji merek itu, pakaian itu, salon kecantikan itu dan sebagainya. Dengan mengenal faktor-faktor penentu pembelian tersebut maka kita dapat mengenal bahwa Pasar yang kita hadapi itu adalah berbeda-beda (heterogen). Akan tetapi meskipun berbeda-beda, hal itu dapat kita lihat adanya kesamaan sifat-sifat pribadi serta Iingkungannya. Atau dengan kata lain dapat kita kelompok-kelompokkan ke dalam bagian yang memiliki sifat-sifat yang serupa (homogen). Pengelompokan ini disebut "Segmentasi Pasar". Dengan pengelompokan tersebut maka kegiatan akan dapat dititik beratkan pada salah satu atau beberapa kelompok (segmen) pasar tertentu yang dapat terjangkau dengan baik oleh sarana produksinya sehirigga perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pasarnya secara lebih baik dari pada para pesaing-pesaingnya. Apabila perusahaan tidak rnengelompokkan dan mencari sasaran pada sekelompok segmen tertentu dan dia bergerak pada pasar umum yang sangat heterogen maka hal ini berarti dia memperlakukan konsumen yang berbeda-beda itu dengan cara penyampaian/penyajian dan pelayanan atau marketing mix yang sama. Jadi dalam hal ini perusahaan berpandangan bahwa semua orang (konsumen) adalah sama, jadi perlakuan terhadapnya juga sama. Tindakan semacam ini disebut "Undifferentiated Marketing".
Pengusaha dapat mengelompokkan konsumen yang berbeda-beda itu dan kemudian memperlakukannya secara berbeda-beda pula sesuai dengan faktor-faktor pribadi, kelompok kecil maupun kelompok sosial dan budayanya yang berbeda-beda tersebut. Cara ini disebut "Differentiated Marketing". Dalam hal ini pengusaha memberikan perlakuan, penyajian, penyampaian dan pelayanan (marketing mix) yang berbeda terhadap segmen pasar yang berbeda. Cara ini lebih menjamin adanya kemungkinan bahwa perusahaan dapat memperoleh posisi persaingan yang lebih baik (Competitive Advantage). Hal ini disebabkan karena perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik atau lebih sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya.

6.8. BAURAN PEMASARAN (Marketng Mix)
Proses pemasaran adalah proses tentang bagaimana pengusaha dapat mempengaruhi konsumen agar para konsumen tersebut menjadi tahu, senang lalu membeli produk yang ditawarkannya dan akhimya konsumen menjadi puas sehingga mereka akan selalu membeli produk perusahaan itu. Bagaimana caranya pengusaha itu agar dapat mempengaruhi konsumennya merupakan hal yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan tindakan-tindakan kongkrit.
Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat melakukan tindakan-tindakan yang terdiri dari empat macam yaitu tindakan mengenai :
- Produk (Product).
- Harga (Price).
- Distribusi atau Penempatan Produk (Place).
- Promosi (Promotion).
Keempat macam tindakan tersebut sering disebut sebagai '"BAURAN PEMASARAN atau "MARKETING MIX". Selain dari pada itu karena keempat tindakan tersebut terdiri dari 4 huruf P, maka sering pula dikenal sebagai "4 P" dalam pemasaran yaitu : Product, Price, Place dan Promotion. Bauran Pemasaran atau Marketing Mix tersebut merupakan alat yang dapat dipergunakan oleh pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya.
Pengusaha dapat mempengaruhi komsumennya lewat produk yang ditawarkannya kepada konsumen itu. Dalam hal ini dengan membuat produk tersebut sedemikian rupa sehingga produk tersebut dapat menarik perhatian konsumen. Misalnya saja dengan membuat produk dengan warna-warni yang menarik atau bahkan mungkin dengan warna yang mencolok, bungkus yang bagus lagi ekslusif dan sebagainya.
Di samping itu pengusaha dapat pula mencantumkan harga yang rendah serta pemberian discount/potongan harga, mencantumkan harga obral serta harga cuci gudang dan sebagainya. Dengan cara penetapan harga semacam ini akan dapat menarik perhatian serta meodorong konsumen untuk segera melakukan transaksi pembelian agar tidak terlewatkan kesempatan yang terbatas waktunya bagi berlakunya harga obral tersebut.
Cara distribusi yang memenuhi kebutuhan konsumen juga dapat diterapkan agar dapat menarik para konsumen untuk membeli produk yang difawarkannya. Misalnya saja untuk barang kebutuhan sehari-hari distribusinya dibuat sedekat mungkin dengan konsumen agar kebutuhan sehari-harinya yang biasanya memiliki sifat frekuensi pembelian tinggi dengan jumlah kebutuhan yang kecil-kecil itu dapat segera terpenuhi.
Cara lainnya lagi adalah dengan melakukan kegiatan-promosi untuk memperkenalkan produk tersebut sehingga konsumen menjadi kenai dan tahu, ataupun bagi yang sudah kenal dapat menjadi lebih menyenangi produk itu, bahkan bagi yang sudah agak lupa diharapkan agar dapat menjadi ingat kembali akan produk tersebut.
Adapun bauran pemasaran tersebut sebagai alat bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumen agar konsumennya dapat menjadi kenai kemudian menyenangi dan kemudian lalu melakukan transaksi pembelian serta akhimya konsumen itu menjadi puas dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut :












STRATEGI PRODUK
Agar strategi produk kita dapat lebih efektif dalam rangka mempengaruhi konsumen untuk tertarik dan membeli dan kemudian mereka menjadi puas maka kita harus mempelajari beberapa hal tentang strategi ini yaitu :
- Konsep Produk.
- Siklus Kehidupan Produk.
- Jenis-jenis Produk

1. Konsep Produk
Konsep produk merupakan suatu pengertian atau pandangan konsumen terhadap suatu produk yang dibutuhkan dan diinginkannya, Konsumen akan memiliki konsep atau pandangan tertentu terhadap suatu produk misalnya saja terhadap suatu barang yang berupa "sepatu". Apakah arti sepatu ini bagi Konsumen, biasanya dalam memberikan arti ini konsumen memiliki dua arti, Arti pertama adalah arti teknis dari sepatu tersebut bagi konsumen yaitu sepatu adalah sebagai pelindung telapak kakinya.
Dengan memakai sepatu itu maka telapak kakinya akan dapat terlindung dari berbagai barang yang dapat melukai ataupun mengganggu telapak kakinya, Arti teknis atau fungsi teknis dari suatu produk merupakan pangkal tolak dari esensi suatu produk oleh karena itu maka fungsi teknis ini sering disebut sebagai "Produk Pangkal" atau "Generic Product" atau "Produk Generik", Sebagai contoh kongkrit dalam hal ini adalah "Obat Generik" yang sering kita dengarkan dalam suatu tayangan Televisi kita, Obat Generik adalah obat yang hanya berupa obatnya itu sendiri ansih, tanpa mengandung atribut-atribut yang lain seperti bungkus, merek, ataupun label dan sebagainya. Jadi Obat Generik adalah hanya obatnya itu sendiri yang berfungsi sebagai penyembuh suatu penyakit tertentu, tidak ada mereknya tidak ada bungkusnya serta tidak mengandung label atau aturan-aturan pemakaian serta kandungan apa saja yang terdapat pada obat itu dan sebagainya. Sehingga obat semacam ini menjadi lebih murah sehingga terjangkau oleh masyarakat kalangan bawah.
Di samping arti teknis tersebut maka masih terdapat arti yang kedua yang biasanya bersifat nonteknis yaitu sepatu juga dipandangnya tidak hanya semata-mata pelindung telapak kakinya akan tetapi juga terdapat harapan agar dengan memakai sepatu itu dia (konsumen) akan dapat menjadi tampak "bergengsi" atau agar tampak sebagai remaja masa kini, atau agar tampak dewasa ,dan sebagainya.
Arti yang kedua ini Seringdikenal sebagai aspek sosial budaya dari produk tersebut. Jadi suatu produk di samping memiliki sifat teknis juga akan selalu memiliki sifat atau aspek sosial budaya. Dengan kondisi semacam itu maka agar produk yang akan ditawarkan kepada konsumen haruslah dapat memberikan arti yang cocok bagi konsumennya itu yaitu baik arti teknis maupun arti nonteknis atau arti sosial budayanya. Dalam contoh obat generik tersebut di muka maka seringkali atau bahkan pada umumnya konsumen kalangan atas menjadi tidak tertarik untuk menggunakan obat generik tersebut karena akan kehilangan gengsi ataupun status sosialnya akan tampak menjadi rendah. Mereka (konsumen) akan lebih menyenangi obat yang memiliki merek tertentu dengan bungkus yang menarik serta dengan label yang lengkap.
Dengan kelengkapan atribut procluk semacam itu maka konsumen akan menjadi merasa lebih mantab dan yakin akan kemampuan produk tersebut serta tidak lepas pula unsur gengsi atau status sosialnya. Unsur yang kedua yang bersifat sosial budaya ini merupakan unsur yang berpangkal dari kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial yang selalu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tidak hanya kebutuhan fisik atau teknis saja akan tetapi juga kebutuhan sosial yang lain seperti gengsi, status sosial, pertimbangan keamanan, kesehatan serta pertimbangan lingkungan dan sebagainya. Unsur ini sering dikenal sebagai aspek kebutuhan manusia atau kebutuhan pangkal atau "Generic Need".
Produk yang mampu memberikan arti terhadap kedua sifat tersebut akan mampu untuk menarik konsumen dan kemudian membuat konsumen tersebut terdorong untuk membelinya dan setelah membeli mereka akan dapat menjadi puas sehingga akan terjadilah pembelian yang berulang-ulang oleh konsumen terhadap produk tertentu itu. Dalam hal semacam ini maka produk tersebut akan dapat dikatakan sebagai produk yang mampu untuk menjual dirinya sendiri. Sebaliknya produk yang tidak mampu memberikan kedua arti itu akan sulit untuk dapat menarik perhatian konsumen apalagi mendorong untuk membelinya.

2. Siklus Kehidupan Produk (Product Life Cycle)
Setiap produk sebenamya akan memiliki siklus perputaran terhadap kehidupannya. Setiap produk itu sebenamya dapat kita ikuti perkembangan hidupnya seperti manusia saja, yaitu memiliki tahap-tahap anak-anak, kemudian tumbuh berkembang menjadi remaja kemudian menjadi dewasa lalu surut menjadi tua dan akhimya meninggal dunia.
Tahap yang paling awal dari masa hidupnya suatu produk dimulai dari suatu tahap yang disebut sebagai tahap Perkenalan atau Introduction. Pada masa ini produk tersebut baru diperkenalkan oleh pengusaha kepada masyarakat. Pada masa atau tahap perkenalan ini tentu saja akan berlangsung alot karena memang sukar untuk mempersoalkan suatu produk kepada masyarakat sehingga masyarakat banyak akan menjadi kenal akan produk tersebut. Seringkali produk tersebut diperkenalkan kepada masyarakat akan tetapi tidak banyak anggota masyarakat yang mengetahui akan kehadiran produk tersebut sehingga yang mengenalnya hanyalah sebagian kecil saja anggota masyarakat dalam hal ini berarti bahwa masa perkenalannya kurang efektif.
Efektivitas tahap ini tentu saja diukur dari banyaknya anggota masyarakat yang menjadi kenal akan produk tersebut. Apabila tahap ini tidak efektif maka tentu saja tahap-tahap berikutnya akan terhalang dan juga akan tidak efektif pula jadinya. Oleh karena itu maka tahap ini akan merupakan penentu atas keberhasilan tahap-tahap berikutnya.
Tahap berikutnya adalah tahap pertumbuhan, di mana pada tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap perkenalan yang berhasil. Setelah banyak anggota masyarakat yang mengenal akan produk itu maka diharapkan masyarakat tersebut akan menjadi menyenangi produk tersebut dan apabila hal ini terjadi maka produk tersebut akan berada pada tahap pertumbuhan. Tahap ini ditandai oleh adanya jumlah penjualan yang meningkat terhadap produk tersebut. Itulah sebabnya lalu disebut sebagai tahap perkembangan atau tahap pertumbuhan atau growth. Tahap ini juga dinyatakan oleh adanya garis yang menanjak pesat dari grafik siklus kehidupan produk tersebut. Pada tahap sebelumnya yaitu tahap perkenalan maka jumlah penjualan tentu saja akan sangat sedikit bahkan seringkali justru agak menurun dan baru setelah masyarakat mulai mengenal maka akan sedikit demi sedikit menjadi meningkat.
Setelah masyarakat mengenalnya maka lalu timbul rasa keinginan masyarakat untuk memiliki produk tersebut dan dengan demikian maka penjualan akan menanjak dengan pesat. Tahap berikutnya lagi adalah menginjak pada tahap kedewasaan atau "Maturity". Tahap ini menunjukkan adanya masa kejenuhan di mana masyarakat atau konsumen sudah jenuh sehingga akan menjadi sukar untuk meningkatkan penjualan produk tersebut. Oleh karena itu maka pada tahap ini grafik penjualan pada siklus kehidupan produk itu tidak sepesat seperti sebelumnya.
Pertumbuhan pada saat ini menjadi sukar sehingga tak ubahnya seperti orang dewasa maka pertumbuhan fisiknya juga akan tidak sepesat seperti pada saat dia masih remaja. Pada masa dewasa ini tingkat perturribuhan menjadi, sangat kecil, masih berkembang akan tetapi sangat rendah dan tidak setinggi seperti pada tahap sebelumnya yaitu tahap pertumbuhan.
Tahap yang terakhir adalah tahap penurunan atau "Decline". Dalam tahap ini masyarakat sudah tidak lagi menyenangi produk tersebut sehingga penjualan akan segera merosot tajam. Hal ini akan terjadi apabila pengusaha tidak mampu lagi untuk mempertahankan produknya pada tahap kedewasaan. Karena pengusaha sudah tidak mampu lagi mempertahankannya tentu saja akan masuk pada tahap penurunan dan selanjutnya akan harus ditarik dan peredaran bisnis produk tersebut karena akan sudah tidak menguntungkan lagi memasarkan produk tersebut.
3. Jenis-jenis Produk
Agar kita dapat memasarkan produk kita dengan baik maka perlu kita mengetahui produk kita itu termasuk dalam jenis yang mana, karena masing-masing jenis produk akan memerlukan penanganan yang berbeda dalam memasarkan produk tersebut agar berhasil. Dalam hal ini kita mengenal ada beberapa penggolongan produk yaitu :
a. Barang Konsumen atau barang konsumsi
Barang konsumsi adalah barang yang dibeli oleh masyarakat untuk dipakai sendiri atau dikonsumsikan sendiri guna memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Yang termasuk barang ini misalnya saja makanan, minuman, pakaian, perabot rumah tangga alat-alat tulis bahkan juga sepeda motor serta mobil dan sebagainya. Masyarakat membutuhkanbarang-barang tersebut untuk memenuhi kebutuhanya sendiri dalam kehidupannya sehari-hari. Pemasaran bagi produk semacam ini pada umumnya banyak mengandung aspek nonteknisnya atau banyak mengandung aspek sosial budaya atau generic need. Oleh karena itu maka pengusaha haruslah banyak memberikan kandungan sosial budaya terhadap strategi pemasarannya baik dalam produknya, harganya, distribusinya maupun promosinya. Hal ini terhadap karena dalam hal barang-barang semacam ini akan menyentuh kehidupannya sehari-hari yang tidak akan bisa lepas dari kehidupan tetangganya, serta anggota masyarakat yang lain yang menjadi pergaulannya.
Oleh karena itulah maka dalam jenis barang macam ini banyak unsur atau motif emosional (emotional motive) yang memainkan peranan dalam pembelian barang tersebut. Dalam pembelian barang jenis ini lebih banyak unsur emosional katimbang unsur rasionalnya. Meskipun unsur rasional tetap ada akan tetapi aspek emosional atau sosial budaya akan sangat banyak pengaruhnya dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli dari para konsumen.
Barang konsumen atau barang konsumsi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :
- Barang Konvenien (Convenience Goods)
- Barang Shopping (Shopping Goods).
- Barang Spesial/Mewah (Specialty Goods).
Barang konvenien ini dapat dikatakan juga sebagai barang kebutuhan hidup sehari-hari misalnya saja makanan, minuman, bumbu masak, sayur-sayuran, buah-buahan dan sebagainya. Barang-barang ini akan dibutuhkan oleh masyarakat setiap hari untuk kehidupannya sehari-hari. Kebutuhan ini memiliki sifat yang berfrekuensi pembelian tinggi tetapi dalam jumlah yang kecil-kecil.
Oleh karena itu pemasaran haruslah menjangkau konsumen yang sedekat mungkin dengan mereka. Barang shopping dapat juga dikatakan sebagai barang perabot rumah tangga. Barang ini dibutuhkan oleh konsumen untuk kehidupan sehari-hari akan tetapi frekuensi pembeliannya jarang dengan jumlah pembelian atau pengeluaran yang cukup tinggi. Pada umumnya harga barang semacam ini juga tinggi pula. Karena sifatnya yang mahal itu maka konsumen pada umumnya selalu membanding-bandingkan harga antara produk yang satu dengan produk yang lain terlebih dahulu sebelum mereka memutuskan untuk membeli barang tersebut. Dari sifat yang selalu membandingkan antara produk yang satu dengan yang lain ini maka lalu disebut sebagai barang shopping atau shopping goods karena konsumen mesti harus pergi ke toko-toko dahulu atu shopping dahulu untuk membeli produk tersebut.
Barang Spesial atau barang mewah merupakan barang kebutuhan sehari-hari yang pada umumnya harganya mahal dan kebutuhannya tidak banyak jumlahnya serta frekuensi pembeliannyapun sangat kecil. Sebagai contoh dari jenis barang macam ini misalnya mobil video tape recorder. Video camera, antene parabola dan sebagainya. Barang-barang tersebut pada saat ini bagi masyarakat Indonesia khususnya Yogyakarta masih merupakan barang yang tergolong barang mewah. Penggolongan ini tentu saja dapat bergeser apabila penghasilan masyarakat menjadi berkembang. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dahulu Pesawat Televisi merupakan barang mewah, akan tetapi pada saat ini televisi sudah bukan lagi merupakan barang mewah lagi akan tetapi sudah menjadi barang perabot rumah tangga atau barang shopping.
Oleh karena itu maka pada suatu saat nanti mungkin setelah terjadi perkembangan penghasilan masyarakat maka akan terjadi pergeseran terhadap penggolongan barang mewah itu. Seperti halnya yang terjadi pada saat ini di negara-negara yang sudah maju di mana penghasilan mereka cukup tinggi seperti Amerika Eropa dan Jepang maka barangbarang seperti mobil, video tape recorder ataupun camera video sudah bukan lagi merupakan barang mewah tetapi sudah menjadi barang kebutuhan perabot rumah tangga atau barang shopping.

b. Barang Industrial
Barang industrial adalah merupakan barang yang memiliki sifat yang berbeda dengan barang konsumsi. Barang iridustri dibutuhkan dan dibeli oleh konsumen tidak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri untuk konsumsi sendiri, akan tetapi barang tersebut dibeli untuk dipergunakannya sebagai alat usaha atau alat berproduksi lagi ataupun dijualnya kembali dalam menjalankan usaha bisnisnya, baik bisnis yang bersifaf mencari keuntungan maupun yang bersifat nirlaba. Oleh karena sifat penggunaannya yang tidak untuk dikonsumsikan sendiri melainkan untuk diusahakan lagi dalam bisnis maka pada umumnya motif pembelian bagi jenis barang industrial ini tidak bersifat emosional akan tetapi lebih bersifat rasional atau atas dasar pertimbangan untung rugi atau pertimbangan biaya. Adapun barang yang termasuk jenis ini ada beberapa macam yaitu barang yang oleh pembelinya akan digunakan sebagai :
- Bahan Baku
- Bahan Pembantu.
- Peralatan Produksi.
- Mesin-mesin Pabrik.
- Peralatan Administrasi Kantor dan sebagainya.

STRATEGI HARGA
Pengusaha perlu memikirkan tentang penetapan harga jual produknya secara tepat karena harga yang tidak tepat akan berakibat tidak menarik para pembeli untuk membeli barang tersebut. Penetapan harga jual barang yang tepat tidak selalu berarti bahwa harga haruslah ditetapkan rendah atau serendah mungkin. Sering kita jumpai bahwa apabila harga barang tertentu itu rendah maka banyak konsumen justru tidak senang karena dengan harga yang murah itu maka semua orang akan dapat membelinya dan dengan demikian berarti semua orang dapat memakai barang tersebut. Kondisi ini banyak di antara ibu rumah tangga khususnya kaum wanita karier tidak menyenangi kondisi tersebut di atas. Mereka lebih senang bahwa barang yang dipakainya tidak banyak orang yang menggunakannya dan hal ini berarti barang tersebut haruslah dengan harga yang cukup tinggi.
Dengan harga yang tinggi maka tentu saja hanya orang-orang tertentu saja yang mampu untuk membeli barang tersebut. Oleh karena itu maka penentuan harga jual haruslah dipikirkan baik-baik dan dalam hal ini terdapat beberapa dasar penetapan harga yaitu :
- Biaya.
- Konsumen.
- Persaingan.
Biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut tentu saja akan menjadi pertimbangan utama bagi pengusaha dalam menentukan harga jual produknya itu. Harga jual yang ditetapkan di bawah biaya produksinya tentu saja akan mendatangkan kerugian bagi perusahaan. Sebaliknya harga jual yang ditetapkan di atas biaya produksinya tentulah akan menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu pada umummya pengusaha menggunakan dasar penetapan harga jual produknya adalah dasar biaya produksinya dan kemudian ditambah dengan margin keuntungan yang diinginkannya. Cara penetapan harga yang mendasarkan diri pada biaya produksi dengan menambahkan persentase tertentu keuntungan yang diinginkan ini sering disebut “Cost-Plus Pricing” atau juga dikenal sebagai “Mark-Up Pricing”. Cara penetapan yang tradisonal ini banyak dpergunakan oleh para pengusaha meskipun cara ini tidaklah menjamin daya tarik yang tinggi bagi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan kepadanya. Dalam hal tertentu cara penetapan harga ini kurang berhasil yang disebabkan karena mungkin cara penetapan tidak sesuai dengan selera dan keinginan konsumen. Mungkin konsumen tidak senang harga jual rendah meskipun biaya produksinya sebenarnya rendah. Sebaliknya dalam kondisi tertentu dimana konsumen masih perlu diperkenalkaan dahuludengan produk tersebut maka meskipun biayanya tinggi perlu diberlakukan harga jual yang rendah. Dengan demikian maka perlu penetapan harga jual atas dasar yang lain yaitu atas dasar kondisi selera konsumen atau permintaan konsumen. Apabila selera atau permintaan konsumen menghendaki rendah sebaiknya harga jual juga harus ditetapkan rendah dan sebaliknya apabila konsumen menghendaki harga jual tinggi maka sebaiknya juga haruslah ditetapkan harga jual tinggi pula.
Penetapan harga seperti diatas itulah yang merupakan penetapan harga atas dasar selera atau permintaan konsumen. Dengan menetapkan harga tertentu maka akan terbentuklah citraatau image tertentu dari konsumen kepada perusahaan. Penetapan harga yang tinggi akan membentuk suatu image bahwa barang tersebut adalah barang yang bagus dengan kualitas tinggi serta merupakan barang yang biasa dipergunakan oleh masyarakat kalangan atas. Sebaliknya barang dengan menetapkan harga jual yang rendah juga akantercipta image dan produk tersebut akan dikenal sebagai barang yang murahharganya atau barang murah.. Strategi ini dikenal sebagai strategi barang murah, sebagai kebalikan dari strategi barang mewah.

STRATEGI PROMOSI
Promosi adalah merupakan kegiatan yang dtujukan untuk mempengaruh konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut.
Alat yang dapat dipergunakan untuk mempromosikan produknya pengusaha dapat memilih beberapa cara yaitu :
- advertensi, merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruh konsumennya. Advertensi ini dapat dilakukan oleh pengusaha lewat surat kabar, radio, televisi, majalah, bioskop ataupun dalam bentuk poster yang dpasang di pinggir jalan atau tempat yang strategis.
- promosi penjualan (sales promotion), adalah merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.
- personal selling, merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan para calon konsumennya, yang dharapkan akan terjadi hubungan atau nteraksi yang positif antara pengusaha dengan para calon konsumen.
- publisitas (Publication), merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh pengusaha untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen agar mereka menjadi tahu dan menyenangi produk yang dipasarkan, dengan cara memuat berita tentang produk atau perusahaan yang menghasilkan produk tersebut di mass media misalnya surat kabar, berita diradio, majalah atau televisi.
STRATEGI SALURAN DISTRIBUSI
Perysahaan harus menyebarkan barangnya ke tempat konsumen itu berada. Hal ini merupakan tugas untuk mendistribusikan barang kepada konsumen. Untuk keperluan tersebut pengusaha dapatmenggunakan berbagai bentuk saluran distribusi yang mungkin dilakukannya adapun bentuk – bentuk saluran distribusi yang ada dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
a. Saluran distribusi langsung
Dalam saluran distribusi ini pengusaha berusaha untuk menyalurkan barang-barangnya yang dibeli oleh konsumen secara langsung ke tempat konsumen itu tinggal. Dengan demikian maka diharapkan konsumen akan merasa puas karena konsumen tidak perlu lagi memikirkan masalah pengangkutan barang yang dibelinya itu kerumah. Di samping masalah transportasi barangnya konsumen juga akan mendapatkan keuntungan secara langsung yaitu konsumen akan dapat mengecek keutuhan barang yang mereka beli secara langsung di rumah.
Di pihak lain pengusaha juga memperoleh keuntungan dengan adanya kontak langsung karena mereka akan dapat mengetahui lebih akrab lagi dengan konsumen mereka. Dengan keakraban tersebut pengusaha akan dapat mengetahui gaya hidup, perkiraan penghasilan, status social dan sebagainya dari konsumen mereka. Dengan diketahui informasi tersebut pengusaha akan dapat mengetahui jenis-jenis kebutuhan yang lain dari konsumen mereka.
b. Saluran distribusi tidak langsung
Cara penyaluran secara tidak langsung ini pada umumnya dilakukan oleh pengusaha pengusaha penyaluran langsung akan memakan biaya yang sangat mahal. Hal ini disebabkan karena barang konsumsi menjangkau lokasi pasar yang sangat luas dan menyebar ke penjuru daerah. Dalam hal penyaluran barang secara tidak langsung ini pengusaha dapat melakukan beberapa pilihan lagi yang meliputi tiga cara penyaluran barang tidak langsung, yaitu :
- Saluran distribusi yang eksklusif, berarti pengusaha hanya menggunakan penyaluran atau distributor yang sedikit jumlahnya yang mereka pilih atas dasar syarat-syarat tertentu.
- Saluran distribusi yang selektif, merupakan penyaluran yang biasnya hanya menggunakan satu distributor tunggal yang ditunjuk oleh perusahaan untuk keperluan penyaluran barangnya.
- Saluran distribusi yang intensif, merupakan cara penyaluran dengan menggunakan penyaluran yang sebanyak-banyaknya agar dapat menjangkau lokasi konsumen yang menyebar.